Mahasiswa IPB University Berhasil Turunkan Mikroplastik Kerang

Plastik menjadi salah satu sumber sampah di laut yang memperpanjang rantai masalah yang terjadi.Komponen plastik dapat terurai menjadi komponen mikroplastik yang mungkin terkonsumsi oleh biota laut. Tentu nantinya biota ini juga memberikan dampak negatif jika dikonsumsi oleh manusia.
Inilah yang menginspirasi Edy Ridwanda Sembiring, Silva Fauziah dan Siti Hidayanti, mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, IPB University melakukan riset pada biota laut yang tercemar mikroplastik. Penelitian ini berupaya menurunkan kadar mikroplastik pada biota laut untuk meningkatkan keamanan pangan. “Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran 1 mikrometer hingga 5 milimeter yang berasal dari pecahan sampah plastik maupun yang diproduksi secara sengaja untuk keperluan kosmetik. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mikroplastik dapat dikonsumsi oleh biota laut baik sengaja maupun tidak sengaja. Ketika kami membaca literatur lebih jauh ternyata mikropartikel dapat dikeluarkan melalui cara difusi aliran air garam,” ujar Edy.
Melalui penelitiannya ini Edy dan tim yang dibimbing oleh dosen Dr Ir Bustami Ibrahim M.Sc berhasil mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti pada program Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMPE) 2019. Modifikasi difusi-densitas larutan garam sendiri adalah metode untuk memisahkan mikropartikel dari daging dengan cara membekukan daging hingga terbentuk pori-pori, selanjutnya air garam dialirkan dari bawah ke atas (up flow) melalui pori-pori daging sehingga mikroplastik dapat mengapung dan terpisah dari daging. Metode penelitian ini sendiri masih berbentuk prototipe sistem skala laboratorium dan belum berbentuk alat. Metode ini dapat diaplikasikan langsung oleh masyarakat jika nantinya sudah dapat dilakukan perancangan alat.
Edy menjelaskan bahwa mikroplastik yang ditemukan pada sampel kerang dalam riset ini berbentuk serat/fiber dan fragmen/pecahan dalam berbagai ukuran. “Hasil yang kami dapat cukup mengejutkan. Sampel yang kami ambil dari dua pasar di Kota Bogor menunjukkan adanya partikel mikroplastik pada kerang darah. Selain itu sampel yang berasal dari perairan di Lampung juga mengandung mikroplastik. Plastik yang terkumpul pada kerang darah sendiri adalah Polyethylene terephthalate (PET) yang umumnya digunakan untuk memproduksi botol air mineral. Artinya botol air kemasan hancur menjadi mikropartikel dan terkumpul dalam daging kerang,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa mikroplastik yang ditemukan pada kerang segar sebelum diberi perlakuan teramati sangat banyak dan tidak dapat dihitung karena bergumpal dalam jumlah besar. “Setelah diberi perlakuan modifikasi difusi-densitas larutan garam, jumlahnya menyusut menjadi dua partikel dengan ukuran 15 dan 20 mikrometer pada salah satu kerang, dan satu partikel berukuran 110 mikrometer pada kerang yang lain. Metode yang kami gunakan sudah cukup efektif untuk mengurangi mikroplastik pada daging kerang,” ungkapnya. (IRM/ris)