Guru Besar IPB University, Lindungi Biodiversitas Kita dengan Biosistematika

Guru Besar IPB University, Lindungi Biodiversitas Kita dengan Biosistematika

guru-besar-ipb-university-lindungi-biodiversitas-kita-dengan-biosistematika-news
Riset

Biosistematika tumbuhan adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang variasi dan evolusi dari suatu populasi tumbuhan dalam klasifikasi taksonominya. Biosistematika bisa memprediksi ciri takson yang belum dipelajari. Selain itu penelitian biosistematika dengan pendekatan morfologi dapat menggambarkan keanekaragaman tumbuhan suatu lokasi sebelum punah, menemukan spesies indikator lingkungan, spesies endemik suatu ekosistem dan mampu mendeskripsikan spesies baru dengan keunggulan tertentu.

Hal ini disampaikan Prof Dr Ir Tatik Chikmawati saat Sidang Terbuka Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di Kampus Dramaga, Bogor (20/7). Biodiversitas sangat penting untuk menjaga ekosistem dunia, oleh karena itu biodiversitas harus dilindungi dan erosi biodiversitas harus segera dihentikan.

“Banyak sekali biodiversitas yang kita miliki tapi belum diketahui baik identitas maupun manfaatnya. Lalu bagaimana kita memutuskan suatu spesies tumbuhan harus dilindungi jika kita tidak tahu apa yang harus dilindungi. Biosistematika adalah jawabannya,” ujarnya.

Mangga, duku, durian, rambutan, manggis, nangka, cempedak, jeruk, pisang dan bunga-bunga yang cantik seperti anggrek, mawar, melati, begonia, rafflesia, kantung semar dan yang lainnya merupakan kekayaan sumberdaya tumbuhan Indonesia. Indonesia memiliki 47 ekosistem alam yang kaya dengan sumberdaya tumbuhan dan hewan serta sejumlah besar pulau endemik dengan total spesies yang telah dikenal sebanyak 1,46 juta.

“Menurutnya biodiversitas sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan sistem kehidupan biosfer. Dengan meningkatnya jumlah penduduk di negeri ini maka keanekaragaman tumbuhan harus dikelola dengan bijaksana agar kemanfaatannya bisa efisien dan berkelanjutan,” ujarnya.

Contoh hasil riset dengan biosistematika adalah ditemukannya spesies baru durian yang sesuai untuk buah ekspor, yakni Durio connatus Priyanti. Durian ini memiliki rasa enak tetapi aroma kurang menyengat sehingga sesuai untuk buah ekspor.

Selain itu, melalui pendekatan metabolomik, biosistematika berhasil mengungkapkan korelasi antara profil metabolik dari belimbing merah dengan lingkungan asal tumbuhan dan ciri morfologinya yang bermanfaat untuk pengembangannya di masa datang.

“Studi biosistematika dapat mengungkap nilai biodiversitas tumbuhan di suatu daerah. Studi biosistematika pada tumbuhan obat paku rane (Selaginella spp.) mengungkapkan semua spesies Selaginella dari Jawa mengandung senyawa flavanoid amentoflavon dengan konsentrasi bervariasi antar spesies. Ekstrak Selaginella mampu menghilangkan radikal bebas, menekan volume tumor mencit C3H dan menekan mitosis sel tumor kelenjar mamari mencit. Artinya ekstrak Selaginella bisa mencegah terjadinya penyakit kanker,” imbuhnya.(zul)