Berbekal Legenda, Mahasiswa IPB Teliti Kelestarian Ikan Dewa

Ikan dewa (Labeobarbus douronensis) merupakan ikan yang sangat langka dan bersifat spesifik lokasi. Ikan yang merupakan endemik khas Kuningan ini, belum dapat dikembangbiakkan dengan teknologi pembenihan manapun walau masih satu famili dengan ikan mas (Cyprinus carpio).
Objek wisata yang mempunyai kolam tempat habitat ikan dewa salah satunya adalah Cibulan. Keberadaan ikan dewa di Cibulan dijaga oleh kepercayaan masyarakat Kuningan akan cerita legenda ikan dewa.
Tiga mahasiswa dari multi departemen dan lintas angkatan di IPB University yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM PSH) melakukan riset terkait efektivitas keberadaan cerita rakyat kuningan terhadap kelestarian ikan dewa. Tim yang terdiri dari Dian Arinta Putri, Fahrudin Ahmad, dan Enita Indah ini dibimbing oleh Dr Ir Rilus A Kinseng. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena masyarakat sekitar menganggap ikan dewa yang menghuni balong Cibulan bukan ikan sembarangan.
Dian memaparkan, riset dilakukan di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi tersebut karena di daerah inilah yang paling terlihat norma adat bersumber dari legenda ikan dewa diceritakan turun-temurun dan keberadaannya masih dipertahankan oleh masyarakatnya. Hal ini menarik karena masyarakat Desa Maniskidul sangat menjaga kelestarian ikan dewa yang hidup di desanya meskipun aturan tersebut berasal dari kepercayaan masyarakat dan bukan merupakan aturan tertulis dalam hukum.
“Keberadaan ikan dewa di kolam wisata Cibulan masih terjaga karena kepercayaan masyarakat Kuningan akan keistimewaan ikan dewa. Ikan kancra bodas atau ikan dewa dikenal sebagai prajurit dari Prabu Siliwangi yang dikutuk oleh Prabu Kiansantang yang merupakan putra dari Prabu Siliwangi. Hingga kini cerita itu masih melekat pada sebagian besar masyarakat Kabupaten Kuningan,” tambahnya.
Secara alamiah, kondisi kelestarian ikan dewa tetap terjaga selama ratusan tahun karena tidak adanya penangkapan oleh masyarakat. Kondisi itu juga didukung oleh peran masyarakat yang terus menjaga perairan Cibulan tetap jernih sehingga ikan dewa tidak kehilangan habitatnya. Semua ini didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap legenda ikan dewa yang terus dijaga secara turun temurun.
“Ikan dewa ini memiliki pesona yang menarik di kalangan masyarakat yang mengunjungi perairan Cibulan. Ikan dewa ini menurut saya memang istimewa yakni tidak mengeluarkan bau amis dan sangat ramah kepada manusia. Makanan ikan dewa juga bukan pelet seperti ikan pada umumnya melainkan lebih mirip makanan manusia, makanan favoritnya adalah apel merah,” ujar Dian.
Ikan ini terlihat indah dengan warna sisik abu-abu mengkilap jika diangkat dari kolam, namun saat diletakkan kembali di air ia akan terlihat berwarna semburat biru langit. Ikan ini hanya ‘nurut’ kepada pawangnya, sehingga belum pernah ada yang berhasil menangkap ikan ini selain sang pawang.
Cerita rakyat Kuningan secara turun-temurun telah berperan sebagai panduan dan pengendali perilaku masyarakat dalam upaya konservasi lingkungan alam sekitar, khususnya bagi kelangsungan hidup ikan dewa.
“Kami berharap, semoga ikan dewa tetap dijaga terus oleh masyarakat sampai ada teknologi produksi benihnya ditemukan oleh pakar di bidang perikanan. Kalaupun nanti teknologi produksi benih ikannya sudah ditemukan, semoga ikan-ikan yang hidup di alam ini tetap dijaga dan jangan sampai ada penangkapan liar,” tutupnya. (FI/Zul)