Ciptakan Gerobak Pengangkat Belerang, Mahasiswa IPB University Juara Invention of Mechanical Engineering Venture

Ciptakan Gerobak Pengangkat Belerang, Mahasiswa IPB University Juara Invention of Mechanical Engineering Venture

ciptakan-gerobak-pengangkat-belerang-mahasiswa-ipb-university-juara-invention-of-mechanical-engineering-venture-news
Prestasi

Prestasi membanggakan diraih  tiga mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,  IPB University yaitu Sanhaji, Lilis Setiyorini dan Luqman Abdul Fattah. Mereka berhasil meraih juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional. LKTI ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Invention of Mechanical Engineering Venture yang digelar  Himpunan Mahasiswa Mesin Politeknik Negeri Jakarta beberapa waktu silam.

Sanhaji, Lilis dan Lukman menggagas mesin pengangkat belerang berbasis energi potensial dengan sistem sensor gyroscope bernama Stm01.   “Sensornya terletak di bawah gerobaknya dan dapat mengontrol penggunaan motor listrik. Stm01 dapat memaksimalkan produksi tambang belerang. Transportasi belerang menjadi kendala sehingga produktivitas penambangannya menurun. Dengan mesin ini, produktivitas tambang meningkat sebesar 53,3 persen. Selama proses penambangan, aki yang digunakan dapat bertahan kurang lebih tiga jam. Tahap pembuatannya berupa pembuatan kerangka, pemasangan sistem kontrol, pengujian fungsional dan pengujian lapang,” ungkap Sanhaji.

Ide ini berawal dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang lolos didanai namun belum berlanjut di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Sebelumnya mereka pernah menjuarai lomba serupa di beberapa universitas dengan beberapa modifikasi. 

“Kendala yang kami hadapi selama proses pelaksanaan lomba adalah proses pengujian dan perakitan sistem kontrol. Pengujiannya dilakukan di Gunung Ijen, lokasi yang memproduksi belerang terbanyak di Indonesia. Transportasi mesinnya menjadi salah satu hambatan juga. Di sana merupakan daerah kawasan lindung dan tidak ada polusi, maka motor listrik dapat menjadi alternatif.  Pada kompetisi ini dibutuhkan konsep mekanika teknik yang kuat untuk memudahkan analisa pembuatan,” lanjutnya. Sanhaji berharap Stm01 segera mendapat hak paten dan pabrikasi massal untuk diterapkan di Gunung Ijen. (Ghinaa/ris)