Mahasiswa IPB Gagas Strategi Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Timah

Mahasiswa IPB Gagas Strategi Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Timah

mahasiswa-ipb-gagas-strategi-pemanfaatan-lahan-bekas-tambang-timah-news
Prestasi

Pemerintah Daerah Kepulauan Bangka Belitung menyatakan luas total kuasa penambangan timah di Pulau Bangka mencapai 374 ribu hektar atau 35 persen dari total luasan daratan Pulau Bangka. Bahkan berdasarkan laporan kunjungan kerja komisi VII DPR RI tahun 2017 luasan tersebut naik menjadi 65 persen. Total luasan yang begitu besar tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, guna mendukung kemandirian pangan. Kondisi lahan pasca tambang timah dapat dinyatakan buruk dari segi fisik dan kimia. Penyebab lahan kritis ini adalah kegiatan pertambangan yang pengelolaannya kurang baik. Lahan kritis menjadi permasalahan yang perlu segera mendapatkan solusi karena jumlahnya cukup signifikan.
 
Hal ini mendorong enam mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Muhammad Samsul Arifin, Intan Maya Ade Pratita, Ira Hayu, Riski Ramazayandi, M. Hayyu Mahabbah, dan Praditha Rhesthy Fhauzi untuk menggagas strategi pemanfaatan lahan bekas tambang  timah sehingga dapat digunakan sebagai lahan perkebunan multiple cropping system dengan menggunakan amelioran limbah padat rumput laut, cangkang kerang darah, mikoriza. Melalui gagasannya, Samsul bersama dengan dua rekannya yakni Intan Maya, dan Ira Hayu meraih Juara Pertama dalam lomba karya tulis ilmiah dan Riski bersama dengan Hayyu dan Praditha meraih Juara Ketiga dalam lomba poster pada acara Pekan Ilmiah Mahasiswa Tanah Nasional (Pilmitanas) yang diselenggarakan di Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara pada 28 April- 3 Mei 2019.
 
Muhammad Samsul Arifin, sebagai ketua tim karya tulis menyampaikan bahwa dengan mengikuti lomba ini mereka belajar menyampaikan idenya di depan  banyak  orang yang ia akui tidak mudah. “Proses lomba ini sangat berbeda dari lomba di tempat lain karena di sini kita berlomba bukan untuk menunjukkan siapa yang terbaik tapi untuk semakin mengeratkan persatuan ilmu tanah dan menerapkan ilmu yang sudah kita dapat di bangku kuliah,” terang Samsul.
 
Dalam karya tulisnya,  Samsul bersama dengan dua rekannya mengangkat studi kasus pada daerah Bangka Belitung.  Berdasarkan Laporan Analisis Dampak Lingkungan (Andal) PT. Timah Tbk tahun 2009, sekitar 90 persen lebih dari tanah yang digali akan menjadi tailing setelah proses pencucian. Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang antara lain berupa perubahan lingkungan yang meliputi perubahan kimiawi, perubahan fisik dan perubahan biologi. Adapun seluruh ide ini terinspirasi dari hasil diskusi dengan dosen pembimbing dan kakak tingkat di departemen. Karya tulis ini pun didesain menjadi poster yang akhirnya memenangkan lomba juga oleh Riski bersama dengan dua rekan lainnya. 
 
Mereka menerangkan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi Samsul dan rekannya termasuk perasaan pesimis karena persiapan yang masih belum optimal. “Kita tidak yakin masuk ke tahap presentasinya, tapi Alhamdulillah ternyata kita lolos dan dapat mempresentasikan hasilnya di Kendari, Sulawesi Tenggara,” tambahnya. Lain halnya dengan tim poster, Rizki menyampaikan, “Tantangan kami adalah ketika di sela-sela laporan dan tugas yang begitu banyak saya menyempatkan diri untuk mendesain poster dan merangkum karya tulis teman saya untuk diangkat dalam poster ini. Lomba ini sangat menarik dimana selain sesuai dengan keilmuan saya, juga dapat menambah pengalaman.” (SMH/ris).