Dr-Ing. Azis Boing Sitanggang, Peneliti Muda IPB Boyong Penghargaan The Best Research Presenter

Dr-Ing. Azis Boing Sitanggang, Peneliti Muda IPB Boyong Penghargaan The Best Research Presenter

dr-ing-azis-boing-sitanggang-peneliti-muda-ipb-boyong-penghargaan-the-best-research-presenter-news
Prestasi

Dr.-Ing. Azis Boing Sitanggang berhasil menjadi The Best Research Presenter pada 24th ITSF Research Grant Seminar, di Gedung Balai Kartini, Jakarta (5/3). Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) merupakan sebuah lembaga yang bertujuan memberikan kontribusi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. ITSF membantu para peneliti dalam bentuk dana penelitian serta menganugerahkan hadiah kepada mereka yang mampu berkontribusi dalam kemajuan sains dan teknologi. Setiap tahunnya ITSF memberikan tiga program yakni Science Education Award (SEA) untuk guru sains tingkat SMA, Science and Technology Award (STA) bagi seorang peneliti yang mumpuni serta Science and Technology Research Grant (STRG) yakni pemberian bantuan penelitian kepada para peneliti di bawah usia 45 tahun.

Dr.-Ing. Azis Boing Sitanggang merupakan dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Dr. Azis merupakan salah satu penerima STRG dengan judul penelitian “Enzymatic membrane reactor (EMR): On the investigation of (electrostatic-) interactions between membrane surface and enzyme to circumvent fouling”.

Pada penelitian tersebut, Dr.-Ing. Azis Boing Sitanggang meneliti interaksi elektrosatik antara permukaan membran polimerik dengan molekul enzim pada berbagai nilai pH dari medium reaksi. Kuantifikasi interaksi elektrostatik ini dilakukan dengan menggunakan atomic force microscopy (AFM) dengan nilai parameter yang diukur adalah gaya adesif (adesive force).

“Prosedur yang dikembangkan dalam penelitian ini sangat berguna bagi dunia industri, karena waktu yang dibutuhkan untuk memilih membran polimerik yang cocok untuk berbagai jenis reaksi enzimatis dapat dipersingkat,” tutur Azis.

Dosen yang menyelesaikan studi doktoralnya pada Technische Universitaet Berlin, Jerman ini menambahkan bahwa fungsi membran polimerik umumnya sebagai media pemisah (separasi) seperti pada purifikasi protein, campuran gas ataupun pemisahan senyawa lainnya dengan berat molekul yang berbeda. Terkhusus, dalam Reaktor Membran Enzimatis (RME) dimana reaksi berlangsung secara kontinyu, membran polimerik berfungsi menahan molekul enzim agar tetap berada dalam reaktor, sehingga mampu untuk mengkatalisis reaksi. Industri pengolahan susu cair “tanpa laktosa” atau “rendah laktosa” umumnya menggunakan konsep ini, dimana laktosa dihidrolisis menggunakan enzim beta-galaktosidase.(IR/Zul)