FEM IPB Latih Mahasiswa Jadi Ahli Manajemen Risiko

FEM IPB Latih Mahasiswa Jadi Ahli Manajemen Risiko

fem-ipb-latih-mahasiswa-jadi-ahli-manajemen-risiko-news
Berita

Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Pelatihan Manajemen Risiko, Selasa (19/2) di Kampus IPB Dramaga. Pelatihan yang diinisiasi oleh Unit Riset Local Governance and Economic Development (LOGED) IPB bersama dengan PT Surveyor Indonesia ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa FEM IPB dari jenjang sarjana hingga doktoral.
Dr. A Faroby Falatehan, Sekretaris LOGED IPB mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan agar mahasiswa memahami apa itu manajemen risiko dengan baik serta memberikan kesiapan kepada mahasiswa dalam menghadapi sertifikasi untuk menjadi ahli manajemen risiko.

“Di IPB sendiri saat ini sedang fokus untuk menerapkan manajemen risiko, dengan adanya sertifikasi dari rektor sampai ke ketua departemen. Sekarang juga sedang dikembangkan verifikasi manajemen risiko untuk mahasiswa, bekerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk sertifikasi online. Oleh karena itu, pelatihan ini sebagai bekal persiapan mereka nanti saat sertifikasi itu,” ujar Dr. Faroby.

Sementara itu, Aris Gunawan, pembicara pada pelatihan kali ini menjelaskan, manajemen risiko muncul dari adanya ketidakpastian. “Selalu ada kejadian yang tidak diduga. Oleh karenanya, dalam manajemen risiko, kita akan memprediksi kejadian apa saja yang kemungkinan akan terjadi,” tutur Aris.

Aris melanjutkan bahwa dalam manajemen risiko, risiko yang dimaksud tidak hanya yang berdampak negatif, namun juga risiko yang positif, yang disebut sebagai peluang. Sehingga diperlukan kemampuan untuk memahami langkah-langkah tepat dalam mengelola risiko yang akan terjadi.
“Manajemen risiko berawal dari penetapan sasaran atau target dan proses kerja dalam mencapai sasaran. Apabila risiko tidak dikelola dengan baik, maka itu akan menjadi masalah di kemudian hari. Agar kita bisa menghindari shock di tengah proses, tidak terkejut jika tiba-tiba ada trouble secara tak terduga,” ucap Aris. Aris menyebutkan, dalam menetapkan sasaran tersebut harus dilakukan dengan cara yang smart, yaitu spesific, measurable, achievable, relevant, dan time-bond. “Jadi tetapkan target dengan jelas dan spesifik, juga terukur. Dalam hal achievable, cobalah tentukan tujuan yang ingin dicapai menantang, agar kondisi perusahaan tidak stagnan,” ujarnya. 

Dr. Faroby berharap pelatihan ini akan terus dilakukan dengan skala yang lebih luas, dan nantinya para peserta yang ikut pelatihan ini bisa lulus dalam sertifikasi manajemen risiko, serta kerjasama dengan PT Surveyor ini bisa terus terjalin. (Rz/ris)