Rektor IPB: Sekarang Pemilik Big Data Jadi Penguasa Dunia

Rektor IPB: Sekarang Pemilik Big Data Jadi Penguasa Dunia

rektor-ipb-sekarang-pemilik-big-data-jadi-penguasa-dunia-news
Berita

Saat ini terjadi perubahan sumber kedaulatan baru yaitu data. Data menjadi sesuatu yang penting. Dulu orang mengatakan siapa yang menguasai minyak maka akan menguasai dunia, tetapi sekarang siapa yang menguasai big data akan menguasai dunia. Ini karena ada perubahan pergeseran kedaulatan data. 
“Sebagaimana kita lihat bersama big data itu bisa dilihat dari segi volume (data semakin besar) dan dari berbagai sumber. Ada aliran data setiap waktu dari tahun, bulan, hari, jam, menit, detik semua terpotret secara real time. Aliran data terbagi dalam berbagai jenis seperti numerik, data audio, data video yang semua terekam dalam internet of things. Ini semua akan berdampak pada bagaimana kita akan merumuskan banyak hal terkait dengan ilmu baru, regulasi baru dan sebagainya,” demikian urai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria saat menjadi pembicara dalam Executive Development Program (EDP) yang digelar oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Ketenagakerjaan di Learning Center Institut, Bogor (1/11).

Pada acara yang digelar rutin setiap tahun ini, Rektor IPB memberikan inspirasi kepemimpinan dalam era digital. Menurutnya kepemimpinan masa depan adalah yang memberdayakan dan menginspirasi. 
“Ada pepatah yang berbunyi, guru yang baik menjelaskan, guru hebat yang menginspirasi,” ujar Dr. Arif Satria. 

Dalam paparannya, Dr. Arif mengatakan bahwa saat ini telah memasuki gelombang jaman keempat yaitu smart society. Indonesia dihadapkan pada persoalan berada di jaman yang bersamaan yaitu agraris, industri, informasi, smart society. Di jaman smart society ini, terjadi perubahan dimana menjaga trust dan reputasi menjadi sebuah tuntutan karena setiap transaksi kita, memerlukan rating dari klien dan konsumen kita. Jadi big data akan mengondisikan semua orang dalam kondisi trust. Terjadi juga perubahan skill baru, mulai dari complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with others, emotional intelligence, system skills, service orientation, negotiation, dan cognitive ability. 

“Ini semua merupakan skill yang harus kita kuasai dan akan menjadi inspirasi bagi IPB bagaimana merumuskan kurikulum yang dapat melahirkan para lulusan dengan skill-skill seperti ini. Salah satunya adalah tahun ini, IPB telah membuka jalur penerimaan mahasiswa baru melalui Jalur Ketua OSIS. Sebanyak 1.288 Ketua OSIS telah mendaftar di jalur ini, " imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakannya, "Perlu kita cermati bahwa ternyata skill yang diperlukan masa depan tidaklah semata hardskill tetapi lebih pada softskill. Jika melihat hasil penelitian Stanley, maka karakter justru menjadi terpenting.  
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomas Stanley terdapat 100 faktor sukses dalam kehidupan. Jika kita lihat kembali, IQ menempati urutan ke-21, bersekolah di sekolah favorit di urutan ke-23 dan lulus dengan nilai terbaik di urutan ke-30. Apa yang menjadi urutan teratas sebagai faktor kesuksesan seseorang? Yaitu kejujuran, disiplin, good interpersonal skill, dukungan dari pasangan hidup, bekerja lebih keras dari yang lain, mencintai apa yang dikerjakan, kepemimpinan yang baik dan kuat, semangat dan berkepribadian kompetitif, pengelolaan kehidupan yang baik serta kemampuan menjual gagasan dan produk." (dh/Zul)