Perkuat Biro Komunikasi IPB Bangun Gugus Komunikasi
Untuk meningkatkan persepsi publik yang positif terhadap institusi, dibutuhkan peran serta dari berbagai stakeholder terutama kerjasama yang baik antar unit kerja di internal institusi. Oleh karena itu, Biro Komunikasi Institut Pertanian Bogor (IPB) membangun jejaring antar unit kerja dengan membentuk Gugus Komunikasi di masing masing unit kerja di lingkungan IPB.
Ada lebih dari 100 Unit kerja di lingkungan IPB. Sehingga keberadaan gugus Komunikasi sangat penting untuk mengangkat reputasi positif pada masing masing unit kerja. Hal ini disampaikan Kepala Biro komunikasi IPB, Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M. Si dalam acara Workshop Gugus Komunikasi IPB di Hotel Papyrus, Bogor (15/11).
Rektor IPB, Dr. Arif Satria dalam arahannya menyampaikan bahwa Gugus Komunikasi ini dapat mènjadi ujung tombak agar IPB bisa merespon informasi saat ini dengan lebih progresif.
“Begitu masuk dan bergabung ke Gugus Komunikasi, akan bertambah ilmu. Ini penting untuk meningkatkan kinerja kualitas goverment. Kita harus banguntrust plus integrity plus capability plus tranparansi minus self interest. Modalnya kita jaga kepercayaan. Trust kita bangun di semua lini. Dalam Keterbukaan Informasi Publik untuk perguruan tinggi, IPB terbaik nomor satu. Ini kekuatan kita semua,” ucap Rektor.
“Kita akan bangun reputasi melalui Gugus Humas. Kita akan saling sharing, bekerja bersama membangun apa yang sudah dicapai IPB. IPB saat ini terpilih menjadi perguruan tinggi negeri yang paling informatif dari Komisi Informasi Pusat. Untuk itu mari kita buktikan dan tunjukkan bahwa IPB informatif tidak hanya keluar namun juga ke dalam IPB. Berbagai Informasi keIPBan harus dikuasai oleh kita sebagai pegawai IPB,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Ir. Heri Rakhmadi, Wakil Ketua I Perhimpunan Humas (Perhumas) Indonesia menyampaikan tantangan di era kompetitif adalah pola komunikasi publik saat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, budaya masyarakat dan perkembangan politik lokal, global dan teknologi.
“Perkembangan teknologi komunikasi termasuk di dalamnya media massa cetak, media elektronik dan media sosial mengakibatkan derasnya arus informasi ke masyarakat. Tantangan di era kompetitf lainnya adalah adanya ketidakpercayaan pada media mainstream, selain itu munculnya fenomena hoax dan perang opini, itu sudah terjadi di masyarakat,” ujarnya.
Media massa merupakan salah satu stakeholder utama Public Relations (PR). Untuk itu seorang PR harus berkomunikasi dengan media massa. Di Indonesia, Heri menyebutkan ada 705 media massa berpengaruh di 34 provinsi. “Ini baru media mainstream saja,” ucapnya.
Menurutnya, untuk menjadi PR yang efektif, salah satunya adalah harus berpikir strategi. Pesan apa yang harus diterima oleh masyarakat. Kampanye PR yang efektif adalah dengan menjalin jejaring. Seperti smart media relation, pengembangan website dan publikasi, program optimalisasi digital dan sosial media dan penguatan organisasi PR dan komunikasi internal.(dh/Zul)