Ini Dia Bisnis Mahasiswa IPB Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Kerajinan Bernilai Tinggi
Rio Ardiansyah Murda, Indra Lorenza dan Rendy Yudha Kurniawan adalah mahasiswa Teknologi Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sukses merintis usaha kerajinan kayu. Iklim kewirausahaan mahasiswa yang kental di kampus IPB mempengaruhi cara berpikir tiga mahasiswa ini.
Berhasil membaca peluang, Rio dan rekannya mencoba meningkatkan nilai tambah kayu dengan membuat usaha kerajinan kayu.
Usaha yang dijalankannya adalah menyediakan jasa pembuatan berbagai macam produk terutama craft menggunakan kayu pinus bekas peti kemas dan kayu rakyat. Nama brand usahanya adalah Let It Wood.
"Motivasi awalnya adalah keinginan untuk berwirausaha dan bisa menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang berhubungan dengan keilmuan yang telah dipelajari," tutur Rio.
Ia menuturkan nama Let It Wood sendiri diambil untuk memberikan kesan kalau berbagai kebutuhan dapat dibuat dari kayu yang memiliki nilai estetis dan ekonomis yang jauh lebih baik.
"Yang menjadi nilai tambah dari usaha kami yaitu bahan baku yang menggunakan kayu bekas (limbah) serta kayu rakyat," ungkapnya.
Let It Wood sendiri berproduksi di Ciampea Bogor. Produknya ada berbagai macam kreasi. Ada Senidurukai, merupakan produk lukisan wajah yang terbuat dari kayu rakyat (pulai atau flamboyan) yang dilukis menggunakan solder bakar secara manual.
Jamkai merupakan produk jam dinding yang terbuat dari kayu. Proses pembuatannya menggunakan teknik transfer foto dan atau pyrography (lukis dengan solder bakar).
Potodinakai yang merupakan produk best seller dari Let It Wood. Potodinakai menggunakan teknik transfer foto di permukaan kayu.
Serta plakat dan piala kayu merupakan produk souvenir custom dari kayu untuk kenang-kenangan event atau penghargaan.
Produk dari usaha yang telah dirintisnya sejak Desember 2017 ini telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Dalam pemasaran Rio memanfaatkan online shop. Harga produknya sendiri beragam mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu tergantung tingkat kesulitan.
"Pemasaran produk sudah ke seluruh Indonesia dan juga dibawa untuk kegiatan di luar negeri seperti Belanda dan Jepang. Pemasaran produk yang selama ini dilakukan fokus dengan toko online di Instagram memanfaatkan Instagram ads, FB ads, marketplace online, dan promosi dari mulut ke mulut," ujarnya.
Kini, pemuda asal Tasikmalaya ini bersama rekannya berhasil meraup omset jutaan rupiah per bulannya dari usaha Let It Wood ini. (IR/Zul)