Guru Besar IPB: Indonesia Belum Optimal Kelola Potensi Kepiting Berdarah Biru yang Berguna Bagi NASA

Guru Besar IPB: Indonesia Belum Optimal Kelola Potensi Kepiting Berdarah Biru yang Berguna Bagi NASA

guru-besar-ipb-indonesia-belum-optimal-kelola-potensi-kepiting-berdarah-biru-yang-berguna-bagi-nasa-news
Berita

Resource and Environmental Economics Student Association (REESA) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Seminar The 10th Greenbase. Seminar ini merupakan rangkaian dari Greenbase yang diampu oleh himpunan profesi REESA. Rangkaian kegiatan The 10th Greenbase diawali dengan program Aksi Lingkungan berupa penanaman mangrove pada 13 Mei 2018 kemudian dilanjut dengan lomba karya tulis ilmiah dan diakhiri dengan seminar nasional sebagai penutup sekaligus puncak kegiatan.

Seminar nasional The 10th Greenbase diadakan di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor (3/11). Tema yang diangkat adalah “Sukseskan Ekonomi Biru, Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia”.

“Aktivitas ekonomi yang memanfaatkan sumberdaya di laut, dalam hal ini perikanan, memiliki perkembangan yang signifikan namun pertumbuhan ekonominya lambat,” ujar Prof. Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB ini, kondisi tersebut dikarenakan belum mandirinya kegiatan usaha perikanan dan kelautan yang ada di Indonesia. Indonesia belum bisa dikatakan sebagai negara maritim, karena kriteria negara disebut sebagai maritim banyak, bukan hanya tentang laut semata. Masih banyak aspek yang perlu diperbaiki agar kemandirian dan poros maritim dunia dapat terwujud.

Sementara itu, menurut Guru Besar FEM IPB lainnya, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc, potensi nilai dari bisnis kelautan Indonesia besar dan luar biasa. Tapi, karena ketidaktahuan kita, nilai tersebut tidak termanfaatkan.
Prof. Fauzi mencontohkan salah satu hasil laut yang benilai ekonomi tinggi adalah kepiting tapal kuda yang memiliki darah berwarna biru. Darah dari kepiting ini digunakan oleh NASA untuk bahan penyeteril pesawat ulang-alik mereka dan harga per liter darah kepiting yang sudah diekstrak bernilai hingga USD 60 ribu.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) berkomitmen penuh dalam pembangunan maritim di Indonesia. 

Dr. Bambang Suprakto, Kepala Pusat Pendidikan KP-BRSD-KKP mengatakan bahwa insentif ekonomi biru menjadi jalan keluar untuk mewujudkan pembangunan kelautan berkelanjutan. 
Model ini mendorong bisnis perikanan yang menguntungkan secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal tersebut diwujudkan dalam Tiga Pilar Pembangunan Laut Indonesia yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.

“Indonesia merupakan negara maritim dengan  kontribusi perikanan yang sangat signifikan. Tak hanya menjadi habitat bagi spesies ikan, laut nusantara juga menjadi tumpuan hidup masyarakat dengan berbagai jenis usaha,” katanya.

Menurut Dr. Bambang, ekonomi biru bukan hanya sekedar semboyan untuk menuju pertumbuhan ekonomi namun mengoptimalkan efisiensi sumberdaya alam, nilai sosial ekonomi yang seimbang, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Sudah bukan saatnya pembangunan nasional hanya bertumpu pada sumberdaya alam yang ada di daratan. Oleh karena itu pembangunan perikanan dan kelautan harus dilakukan se-adil mungkin, agar anak bangsa juga dapat merasakan manfaat dari sumberdaya laut yang ada.

“Saat ini, sektor perikanan memiliki kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,95% dan menjadi sumber hidup bagi 2,8 juta keluarga. Namun angka-angka tersebut belum mampu menjawab permasalahan sosial demografi berupa kemiskinan di daerah pesisir. Diharapkan dengan digalakkannya ekonomi biru ini, dapat tercipta inovasi-inovasi pembangunan perikanan yang dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dari anak bangsa sendiri,” ujarnya.

Seminar Nasional The 10th Greenbase ini juga mengundang Saiful Aziz, S.TP (Crab Pasteurized and Business Manager, KML Food) dan Dr. Yudi Wahyudin, S.Pt, M.Si (Kepala Divisi Program Kebijakan dan Ekonomi Kelautan, PKSPL IPB).(FK/Zul)