Guru Besar Ilmu Gizi IPB: Deteksi Stunting Sejak Dini dengan Ukur Panjang Badan Anak Saat Berbaring

Guru Besar Ilmu Gizi IPB: Deteksi Stunting Sejak Dini dengan Ukur Panjang Badan Anak Saat Berbaring

guru-besar-ilmu-gizi-ipb-deteksi-stunting-sejak-dini-dengan-ukur-panjang-badan-anak-saat-berbaring-news
Riset

Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan bahwa pemahaman dan pengukuran yang tepat tentang antropometri menjadi sangat penting karena "stunting" pada anak balita dinilai dengan cara pengukuran panjang badan. Berbeda dengan pengukuran berat badan yang selama ini cukup menggunakan timbangan atau dacin, maka panjang padan anak harus diukur dengan alat tertentu dengan cara anak dibaringkan dan kepala dengan telapak kaki harus ditandai dengan tepat sehingga terukur dengan baik. 

“Untuk anak bisa diukur dengan tenang (tidak menangis dan meronta) itu bukan hal yang mudah. Surveilans gizi diperlukan supaya setiap unit terkecil Posyandu atau desa atau Puskesmas mampu secara mandiri melakukan surveilans atau kewaspadaan terhadap gangguan pertumbuhan anak yang dapat dideteksi secara dini (early),” ujarnya di sela acara  Seminar Gizi Kesehatan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54, Bogor (3/11).

Pemantauan ini bisa dilakukan di Posyandu melalui penimbangan atau pemantauan pertumbuhan balita. Pemantauan juga bisa dilakukan pada ibu hamil, yang akan bisa dideteksi dari ibu yang menderita kurang gizi kronis. 

“Melalui pemantauan tersebut, anak yang tidak tumbuh maupun ibu yang kurang energi bisa ditangani lebih dini dengan diberikan intervensi, misalnya dengan makanan tambahan bergizi atau intervensi lainnya,” jelas Prof. Dodik.

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Bogor selaku penyelenggara seminar merasa perlu untuk membekali kemampuan anggotanya dengan  hal-hal dasar praktik kegizian dalam pencegahan stunting.

“Seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada program pemerintah dalam penurunan stunting. Selain itu juga mengedukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan periode kritis penyebab stunting yaitu 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu sejak kehamilan sampai bayi dilahirkan usia dua tahun,” ujar Prof. Dodik yang saat ini menjadi Ketua DPC Persagi Bogor.

Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang peserta yang terdiri dari 100 orang anggota ahli gizi dari Kabupaten dan Kota Bogor dan sisanya dari kalangan umum seperti mahasiswa, dosen dan ahli gizi di Jabotabek. Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Dr. Erna Nuraena (Dinas Kesehatan Kota Bogor), Dr. Abbas Basuni Jahari, M.Sc, Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes, Dr. Agus Triwinarto, SKM, MKM dan Ferina Damayanti SGz, RD.(**/Zul)