Empat Langkah dalam Berkomunikasi dengan Generasi Post Millennial

Empat Langkah dalam Berkomunikasi dengan Generasi Post Millennial

empat-langkah-dalam-berkomunikasi-dengan-generasi-post-millennial-news
Berita

Tidak sedikit diantara orang tua saat ini menghadapi masalah dalam berkomunikasi dengan anak usia remaja. Anak yang suka melawan, tidak mendengar omongan orang tua, lebih senang berinteraksi dengan teman ketimbang dengan orang tuanya sendiri, merupakan beberapa masalah yang biasa dihadapi orang tua dalam pengasuhan.

Main Contributor of The Risman’s Parenting Institute, Wina Risman, M.Ed  mengatakan, masalah tersebut dikarenakan orang tua tidak mempersiapkan diri akan ilmu. Mereka baru belajar pengasuhan anak pada saat sudah menjadi orang tua. Menurutnya, dua modal utama bagi orang tua dalam mengasuh anak adalah ilmu dan waktu. “Padahal kita belajar ekonomi sebelum menjadi ekonom. Tidak bisa jadi ekonom dulu baru belajar. Sehingga kita sering pusing sendiri dan gelagapan, mengandalkan trial dan error disebabkan ketidaksiapan kita dalam mengasuh anak,” kata Wina saat menjadi pengisi acara Parenting Series yang diselengarakan Agrianita Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB di Kampus IPB Dramaga, Jum’at  (23/11).

Wina menyatakan, penting bagi setiap orang tua untuk bisa memahami dan mendidik anak sesuai karakter generasi mereka. Bukan tanpa alasan, karena Rasulullah SAW sendiri pun pernah bersabda, “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya.”

Hal senada disampaikan Ketua Agrianita FEM, Iis Triana Nuryartono, “Dunia orang tua dulu dengan anak kini sudah jauh berbeda. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus bisa memahami dunia anak dan mau untuk mendengarkan mereka,” ujarnya.

Sebagai generasi Z atau Post Millennial, anak remaja saat ini tentu memiliki karakter berbeda dengan generasi sebelumnya. Beberapa karakter mereka diantaranya adalah generasi ini super kreatif, mencintai tantangan, tertarik untuk mencoba hal baru, tidak punya rasa takut akan masa depan, namun hyper sensitif dan cenderung merasa selalu ingin menang dan tidak ingin disalahkan.

Oleh karena itu, dalam berkomunikasi dengan post millennial, hal pertama yang harus dilakukan orang tua menurut Wina adalah bersikap tenang. Karena post millennial sangat pintar untuk menaikan emosi dalam percakapan saat mereka merasa akan mungkin kalah. Sikap tenang orang tua sangat diperlukan agar komunikasi tetap kondusif.

Kedua, mendengarkan. Jadilah pendengar untuk memahami. Orang tua seringkali tidak memiliki waktu untuk mendengarkan, sehingga langsung menyimpulkan dan menjawab sebelum mencoba memahami maksud ucapan anak.

Ketiga, diskusi. Sediakan waktu khusus untuk bicara dengan anak. Ajak mereka untuk berpikir, sehingga mereka mampu untuk menyelesaikan masalahnya di masa yang akan datang.

Terakhir, libatkan anak dalam memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan mereka, sehingga anak merasa dihargai. Misalnya, ketika anak melakukan kesalahan, cobalah bertanya pada mereka tentang hukuman apa yang pantas untuknya. “Hal ini akan memudahkan anak untuk menjalankan keputusan tersebut, karena ia merasa dilibatkan dalam prosesnya,” ucapnya. 

Acara Parenting Series ini merupakan agenda yang digagas oleh Agrianita Departemen Ekonomi Syariah FEM IPB. Ninu Asep, Ketua Pelaksana kegiatan itu berharap kegiatan yang dilakukan rutin setiap tahun ini dapat mempererat silaturahim serta bisa menambah ilmu para anggotanya.

Sementara Neno Arif Satria, Ketua Agrianita IPB menjelaskan bahwa kegiatan ini dalam rangka persiapan menuju peringatan Hari Ibu, 22 Desember mendatang, dimana Agrianita IPB akan mengadakan kegiatan Tabligh Akbar dengan tema seputar ibu dan keluarga (Rz/ris)