Twilite Orchestra Meriahkan Penutupan Dies Natalis IPB Ke-55

Twilite Orchestra Meriahkan Penutupan Dies Natalis IPB Ke-55

twilite-orchestra-meriahkan-penutupan-dies-natalis-ipb-ke-55-news
Berita

Institut Pertanian Bogor (IPB) menghadirkan Twilite Orchestra dalam Penutupan Dies Natalis IPB ke-55 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (12/10). Dalam acara yang bertajuk Tribute to Innovators and Authors ini, IPB mendapatkan hadiah spesial berupa Himne IPB aransemen Addie MS.

Lagu Himne IPB ciptaan Syafei Atmodiwiryo tersebut dibawakan oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Agriaswara IPB diiringi oleh Twilite Orchestra pimpinan Addie MS dengan aransemen baru untuk orkestra yang juga khusus ditulis oleh Addie MS.

“Sebagai salah satu upaya untuk rekonstruksi bencana di Palu, malam ini kami menggelar konser amal untuk Palu. Persatuan Golf Alumni IPB berhasil menggalang 450 juta rupiah dalam waktu 15 menit untuk beasiswa, sebagian akan digunakan untuk membantu biaya perkuliahan mahasiswa IPB asal Palu. Selain itu, malam ini kami launching Himne IPB dengan aransemen baru dari Mas Addie (Addie MS). Ini adalah kado spesial bagi IPB,” ujar Rektor IPB, Dr. Arif Satria dalam sambutannya.

Di hadapan ribuan undangan, Addie MS menyerahkan master copy off aransemen Himne IPB kepada Dr. Arif Satria. Dalam kesempatan ini, Addie MS sempat menceritakan awal persahabatannya dengan Rektor IPB.

“Delapan tahun lalu saat menunaikan ibadah haji, saya satu kamar berlima. Di sela-sela pembicaraan tentang ibadah, ada seseorang yang ternyata sudah menciptakan puluhan lagu. Selain hebat ilmu agama, ternyata pintar membuat lagu, dan profesinya saat ini adalah Rektor IPB,” ujar Addie saat mengenang awal perkenalannya dengan Dr. Arif. Lagu “Selamanya” ciptaan Rektor IPB, Dr. Arif Satria untuk istri tercinta sempat dinyanyikan oleh Cindy (PSM Agriaswara) diiringi Twilite Orchestra.

Pada konser ini, Twilite Orchestra membawakan Indonesia Raya, Himne IPBBungong Jeumpa, Alusi Au, Bubuy Bulan, Janger, O Ina ni Keke, Walang Kekek, Manuk Dadali, Anging Mamiri, Umang Umang (feat Rega Glen),  Ayam Den Lapeh, Tanah Air, Bangun Pemudi Pemuda (feat Agria Swara), Pemuda (Feat Solis Cindy dan Agria Swara), Selamanya (Feat Solis Cindy), Indonesia Jiwaku (feat Solis Windy dan Agria Swara), Indonesia Pusaka (Feat Solis Agria, Mars Pancasila (Feat Agria Swara), Rayuan Pulau Kelapa (Feat Agria Swara), Berkibarlah Benderaku (Feat Agria Swara) dan Satu Nusa Satu Bangsa (Feat Agria Swara).

“Ini kebanggaan tersendiri bagi saya, terima kasih IPB. Tahun 98an saya mulai merekam Indonesia Raya. Alhamdulillah setelah itu di album symphony negeri, saya rekam lagu-lagu perjuangan. Lalu saya pikir apa lagi yang bisa saya masukkan. Akhirnya saya merekam 34 lagu daerah dan pada 2012, album rekaman The Sound of Indonesia mulai beredar. Mudah-mudahan kita bisa mengenal lagi lagu-lagu daerah. Karena saya ingat lagu Rasa Sanyange pernah diambil oleh negara lain. Maka dari itu kita harus memelihara dan merawat lagu-lagu daerah kita,” ujarnya.(zul)