PSB IPB Latih Baznas DaLA (Damage and Loss Assesment)
Kelanjutan dari program penanggulangan dampak kejadian bencana gempa Lombok adalah program rehabilitasi dan rekonstruksi. Sebagai institusi yang turut berpartisipasi sejak awal, Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) kemudian bekerjasama dengan BAZNAS menyiapkan program Damage and Loss Assesment.
Pendalaman dari program DaLA ini untuk mengetahui tingkat kerugian yang dialami oleh masyarakat terdampak bencana. Sebelum pelaksanaan assessment, terlebih dahulu dilakukan pembekalan melalui pelatihan tentang teknik-teknik dan proses yang akan dilakukan di lapangan. Pelatihan yang dilaksanakan di Kampus IPB Baranangsiang ini difasilitasi oleh instruktur: Prof. Dr Euis Sunarti, Dr. Dedi Budiman Hakim dan Dr. Perdinan.
Dalam kesempatan ini, Prof Euis Sunarti menyampaikan materi pada upaya mendeteksi kerugian yang berimplikasi social (humas impact). Bagian pentingnya adalah bagaimana mengenali dampak sosial tersebut, mengumpulkan dan mencatatkan sebagai kerugian dari bencana. Sementara Dr. Dedi Budiman Hakim menyoroti dampak berupa kerugian ekonomi yang ditimbulkan bencana.
Selanjutnya Dr. Perdinan menjelaskan beberapa hal terkait berbagai aktivitas di lapangan. “Karena di lapangan kita akan menemukan berbagai hal seperti informan yang tentu terkait ketajaman informasi dan data yang dikumpulkan. Karena sebagian besar informan juga adalah korban bencana, sehingga diperlukan ketelitian dalam mendalami informasi. Pelatihan yang diikuti sepuluh peserta dari Baznas ini kemudian dianjutkan dengan program assessment di lapangan, ” tuturnya.
Kegiatan ini merupakan momentum untuk menumbuhkan sinergi antara lembaga. Dalam kegiatan tersebut, Kepala Studi Bencana IPB, Dr Yonvitner dan perwakilan Pusat Kajian Strategis Baznas yang juga dosen Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Dr. Irfan Sauqi Beik bersama mendesain komunikasi dan kerjasama dalam menyikapi tingginya potensi risiko bencana di tanah air. “Melalui kerjasama ini, diharapkan ke depan akan lahir berbagai langkah-langkah taktis dalam penanggulangan bencana,” ujar Dr. Yonvitner. (yon/ris)