Bakar Semangat Calon Penerus Pertanian Indonesia, Tiga Pengusaha Sukses Terjun di MPKMB 55 IPB

Bakar Semangat Calon Penerus Pertanian Indonesia, Tiga Pengusaha Sukses Terjun di MPKMB 55 IPB

bakar-semangat-calon-penerus-pertanian-indonesia-tiga-pengusaha-sukses-terjun-di-mpkmb-55-ipb-news
Berita

Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 55 resmi memasuki hari kedua. Bertempat di Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga (15/8), kegiatan yang bertema “Menumbuhkan Rasa Cinta Pertanian untuk Mempersiapkan Generasi IPB yang Unggul dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0” ini diwarnai dengan ribuan pasukan berbaju batik yang terlihat sangat antusias meneriakkan yel-yel dan jargon penuh semangat membara untuk menjalani hari.

Diawali dengan pemaparan “Sukses Kuliah di IPB” oleh Wakil Rektor bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dr. Drajat Martianto, sebanyak 3.817 mahasiswa baru mendapatkan penjelasan lengkap terkait tata tertib kehidupan kampus seperti pedoman ketertiban, pedoman akademik, pedoman berpakaian, pedoman berperilaku, dan lain-lain. 

“Kepercayaan orang lain dan reputasi anda menentukan kehidupan anda dimanapun anda berada kelak, baik di kehidupan sehari-hari ataupun dunia bisnis. Kami ingin mahasiswa IPB ketika sudah lulus akan tetap menjadi seorang pembelajar dengan terus memperdalam bidang keilmuan dan menebar manfaat di masyarakat, " tutur Dr. Drajat.

Ia menambahkan dengan situasi jaman yang bergeser ke arah digital, sistem pendidikan IPB juga menyesuaikan perubahan yang ada. “Saat ini IPB sedang mengembangkan fasilitas-fasilitas penunjang untuk pembelajaran berbasis digital. Mahasiswa IPB pun akan banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran yang kreatif dan interaktif sehingga mahasiswa dapat belajar satu dengan yang lainnya tak hanya di ruang kelas saja,” ujarnya.

Setelah memahami lebih dalam sistem perkuliahan di IPB, mahasiswa angkatan termuda ini dibakar semangat dan kebanggaannya menjadi mahasiswa IPB dengan hadirnya Aang Permana (Founder dan CEO Crispy Si Petek),  Fathan Kamil (Ketua Himpunan Alumni IPB) sekaligus CEO PT. Transamudera Usaha Sejahtera dan Chairul Tanjung (CEO CT Corp).

“Saya berpedoman pada tiga hal dalam hidup saya yaitu bersyukur, menentukan pilihan dan bertanggungjawab. Cara saya untuk bersyukur adalah ketika saya sadar bahwa saya berasal dari keluarga kurang mampu, maka saya memilih untuk menjadi mahasiswa aktif yang selalu ingin belajar akan banyak hal. Sejak tingkat satu, saya sudah belajar berjualan apapun yang bisa saya jual baik itu pisang molen, donat, dan lainnya. Saya juga aktif berorganisasi di Lembaga Dakwah Kampus dan Lembaga Dakwah Fakultas, ” sebut Aang.

Pengusaha muda alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) angkatan 45 ini pada awalnya bekerja di salah satu perusahaan migas. Inspirasinya untuk memulai usaha hadir ketika ia harus melaksanakan tugas di berbagai daerah di Indonesia dan sempat singgah di tempat oleh-oleh.

“Saya merasa tiap daerah memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing, salah satunya dari perairan. Nah, saat itu saya teringat bahwa di daerah saya Cianjur ada ikan khas yaitu ikan Petek. Jumlah ikan ini banyak sekali, namun tidak termanfaatkan dan dikelola dengan baik karena berbau amis. Padahal justru ikan yang berbau amis itulah yang kaya akan protein,” ujarnya.

Sosok yang mendapatkan penghargaan Kick Andy Hero 2017 ini dikenal bukan hanya karena bisnis ikan cripsy-nya yang laris manis, namun juga karena pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan melibatkan para ibu pekerja berusia 40 tahunan. Ibu-ibu ini dipilih dengan tujuan untuk memberdayakan kaum ibu yang sudah memasuki usia sulit untuk mendaftar pekerjaan di sektor formal. 

Memiliki usaha dengan distribusi produk yang mencapai puluhan kota di Indonesia ini tidak serta merta membuat Aang menjadi tinggi hati. Ia sangat terbuka untuk berbagi tentang ilmu bisnis yang ia tekuni khususnya bagi para pengusaha pemula yang juga mahasiswa IPB.

Ia berpesan, “Tanggung jawab masa depan pertanian bangsa Indonesia ada di pundak mahasiswa IPB hari ini. Indonesia tidak akan maju hanya karena orang-orang hebat yang berkumpul di Jakarta. Namun, Indonesia akan hebat jikalau setiap pemuda pulang ke daerah dan mengembangkan daerahnya,”  tutupnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Fathan Kamil, pengusaha yang juga Ketua Himpunan Alumni (HA) IPB terkait pentingnya bersyukur menjadi bagian dari kampus pertanian terbaik negeri. Pengusaha dengan omzet triliunan rupiah ini menyampaikan asas syukur kepada Tuhan dengan karunia diizinkan menjadi bagian dari kampus IPB adalah dengan menunaikan amanah dan bertanggungjawab sebaik mungkin sebagai mahasiswa. 

“Ada beberapa hal yang bagi saya penting untuk diingat dalam perjalanan menjadi sukses antara lain bangun keilmuan atau wawasan untuk dapat menetapkan arah yang ingin ditempuh, mempertajam basis visi, mengimplementasikan visi dalam prospektif konkrit dengan dukungan sumberdaya yang dimiliki, melakukan langkah implementasi yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki semisal jejaring sosial dan fokus pada tujuan dengan selalu melakukan monitoring dan evaluasi,” katanya.

Baginya, semua tujuan hidup ada pada keyakinan dan takdir. Setiap calon pengusaha yang akan memperluas basis usahanya maka akan menghadapi ujian, pada saat itu yang terpenting adalah ketika orang yang menghadapi ujian tetap berusaha untuk kuat menjalani ujian tersebut. “Semua tujuan hidup berkutat pada keyakinan dan takdir. Dimanapun kalian berada dan berkarya, jadilah pemimpin yang terbaik,” tutupnya.

Selain talkshow dari pembicara inspiratif, rangkaian kegiatan MPKMB hari kedua juga diwarnai dengan penampilan menarik dari Perkusi Eksplorasi karya Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) serta Pawai Pertanian yang dimobilisasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa KM (BEM KM IPB) dan Akademi Pergerakan IPB (API) 

Nama Chairul Tanjung tentu tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilik salah satu perusahaan multi-nasional, CT Corp ini memiliki kisah dan perjalanan kehidupan yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk bekerja keras meraih mimpinya. "Sukses adalah hak semua orang namun tidak semua orang dapat menjadi orang sukses. Orang-orang yang sukses adalah orang yang memenangkan permainan. Maka daripada itu, adik-adik semua yang telah beruntung ditakdirkan menjadi bagian dari kampus IPB ini patut berbangga dan membuktikan bahwa kita yang berada di sini dapat unggul dari yang lainnya," katanya.

Pengusaha yang dijuluki "Chairul Anak Singkong" ini menyatakan bahwa entrepreneur adalah orang-orang yang mampu membaca peluang. Jika seseorang tidak mampu membaca peluang maka ia bukanlah seorang entrepreneur. "Setiap ada peluang, tangkap. Jika tidak ada peluang pun, biarlah kita yang menjadi pencipta peluang tersebut,"  tuturnya.

Memulai usaha pertama kalinya saat tingkat satu perkuliahan dengan menjual fotokopian diktat kuliah dengan keuntungan pertama sebesar Rp. 15.000-, Chairul Tanjung menganggap jiwa kepemimpinannya muncul ketika kondisi-kondisi mendesak hadir. Ketidakmampuan secara ekonomi yang dihadapi tidak menjadikan kesempatannya untuk menjadi "pemenang" lenyap.

Menurutnya, ketika ingin menang dalam sebuah kompetisi yang semakin sulit seperti sekarang kita harus mempunyai inovasi, kreativitas dan memiliki jiwa entrepreneurship. Pada era revolusi industri 4.0 ini, data menjadi aset yang paling bernilai. Seseorang yang menguasai data maka dapat mengendalikan dunia

Mantan Menko Perekonomian era SBY ini menyatakan, dua hal yang paling diperlukan dalam menjadi wirausaha adalah networking dan sumberdaya manusia. Networking bisa didapat darimana saja, bisa dari teman, organisasi formal ataupun non-formal, konsumen, supplier bahkan sekarang bisa dari media sosial.

"Saya seorang aktivis jaman kuliah dulu. Bahkan saya pernah menjadi senat mahasiswa. Dari kegiatan berorganisasi itulah saya mendapatkan banyak jejaring,"  sebut pengusaha terkaya ke-6 se-Indonesia tahun 2010 ini.

Baginya, uang bukanlah modal utama untuk meraih kesuksesan. Pengelolaan sumberdaya manusia yang baik dengan pembentukan kepribadian, intelegensia serta pengayaan pengalaman menjadi hal penting yang tidak ternilai.

Ada 10 point The CT Ways yang disampaikan dalam materi Entrepreneurship in The Industrial Era ini yaitu mulailah usaha apapun dengan niat yang baik; baca dan tangkap peluang yang ada; jika tidak maka ciptakanlah peluang; uang bukan modal utama; miskin tidak menjadi alasan untuk tidak berusaha; beli masa depan dengan nilai yang dimiliki sekarang; jadikanlah kegagalan sebagai sahabat baik; kerja keras, pantang menyerah; detil; tidak kompromi terhadap hasil akhir dan disiplin; intuisi adalah sesuatu yang rasional; ambil keputusan; cari solusi dan bukan mencari masalah; pragmatisme dan idealisme bukanlah minyak dan air; serta carilah keberkahan Tuhan dalam setiap langkah.

Chairul Tanjung juga menyampaikan, setelah berkunjung ke IPB, ia merencanakan akan merintis kerja sama membangun Leisure Farm. (FI/sn)