Pinacase: Kantong Handphone Serat Daun Nanas Buatan Mahasiswa IPB

Pinacase: Kantong Handphone Serat Daun Nanas Buatan Mahasiswa IPB

pinacase-kantong-handphone-serat-daun-nanas-buatan-mahasiswa-ipb-news
Riset

Buah nanas adalah salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil nanas dengan sentra produksi berada di Lampung, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Riau. Selama ini pemanfaatan nanas hanya dilakukan pada bagian-bagian tertentu yang dapat dikonsumsi manusia. Bagian-bagian nanas lainnya dibuang begitu saja tanpa pengolahan lebih lanjut.

Tidak banyak orang yang tahu bahwa serat daun nanas dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Serat daun nanas merupakan jenis serat yang cukup kuat sebagai bahan baku untuk produk-produk tahan banting dan benturan. Adanya kandungan selulosa dan lignin pada serat nanas dapat meningkatkan kekuatan serat yang dihasilkan.

Melihat potensi ini, lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba memanfaatkan serat daun nanas menjadi kantong handphone yang tahan banting dan tahan benturan. Mereka menyebut produknya sebagai Pinacase. Mereka adalah Muhammad Fahrur Rozaq, Satya Darwono, Wiwit Indriyani, Nurma Hapsari, dan Selina Barokah.

“Kami memilih handphone karena setiap orang pasti menggunakan handphone dan setiap waktu handphone akan terus dikembangkan dan diproduksi. Kami menggunakan serat daun nanas karena ini merupakan limbah dari perkebunan nanas yang tidak dipakai, serta memiliki kelebihan lebih kuat,” kata Fahrur, Ketua Penggagas Pinacase.

Dengan bimbingan dari Prof. Ono Suparno, S.TP., M.T., Ph.D., staf pengajar di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB, Pinacase menjadi salah satu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan Tahun 2018.

Menurut Fahrur, usaha kantong handphone dari serat daun nanas ini mampu menjadi usaha yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. “Kami tentu berharap usaha ini dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama di Subang sebagai daerah perkebunan nanas,” katanya. (NIRS/Zul)