Peneliti IPB Racik Cookies Ibu Hamil

Peneliti IPB Racik Cookies Ibu Hamil

peneliti-ipb-racik-cookies-ibu-hamil-news
Riset

Tim peneliti dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Elisa Anggraeni, STP, M.Sc dan Hesti Ghassani berikan alternatif camilan untuk ibu hamil. Untuk mengetahui camilan yang tepat, mereka melakukan riset untuk mengidentifikasi permasalahan konsumsi camilan ibu hamil trimester dua dan tiga.

“Ibu hamil memiliki ketentuan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang lebih tinggi dibanding ketika tidak hamil,” ujar Dr. Elisa. Ia menambahkan bahwa ibu hamil yang berusia 19-29 tahun membutuhkan energi 2250 kkal dengan tambahan energi 180 kkal pada trimester awal dan 300 kkal pada trimester kedua dan terakhir. Sedangkan ibu hamil berusia 30-49 tahun, jumlah energi yang dibutuhkan adalah 2150 kkal dengan tambahan energi seperti halnya ibu hamil usia yang lain.

Ibu hamil yang tidak dapat memenuhi kecukupan gizinya dapat menyebabkan kemunduran kesehatan janin. Janin akan mengambil cadangan zat-zat gizi yang ada dalam tubuh ibu, sehingga hal ini akan mengakibatkan kemunduran kesehatan ibu dan membahayakan kesiapan ibu sewaktu melahirkan, hingga terjadi kematian. Ibu hamil dengan status gizi yang rendah, pertambahan berat badan kurang dari 9 kg dan lingkar lengan atas kurang dari 22 cm, berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg).

Ini yang akan menyebabkan prestasi belajar lebih rendah dibandingkan dengan anak yang saat lahir berat badannya normal. Salah satu kebiasaan ibu hamil adalah mengonsumsi makanan ringan dalam mengatasi masalah mudah lapar. Kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah inovasi tanpa memaksakan.

“Inovasi makanan ringan khusus ibu hamil di disain sebagai pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dengan kandungan dan jumlah gizi yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil sangat dibutuhkan. Makanan ringan itu praktis untuk membantu menambahkan kandungan nutrisi dan jumlah gizi yang dibutuhkan ibu hamil tersebut. Namun tantangan dalam produk ini adalah penerimaan konsumen yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dikarenakan ibu hamil memiliki keinginan yang sangat beragam dan sensitif,” ujarnya.

Keinginan ibu hamil biasanya adalah makanan ringan yang mengenyangkan, alami, tidak memiliki rasa yang terlalu kuat, bergizi, praktis, dan tidak berbahaya bagi janin. Jenis makanan ringan yang ditawarkan sebagai solusi adalah cookies. Cookies ini dibuat dengan takaran gizi sebagai pelengkap yang mengandung 15-20% AKG dengan kandungan utamanya vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, serat pangan, dan natrium. Cookies ini praktis dan mengenyangkan, tanpa bahan tambahan pangan (BTP), bebas gluten, tinggi serat, indeks glikemiks rendah dan memiliki komposisi bahan baku berkualitas. “Sebagian besar ibu hamil menerima produk ini dengan respon positif,” tandasnya.(WWM/Zul)