Ini Dia Lem Kayu dari Tulang Ikan Lele Karya Mahasiswa IPB

Ini Dia Lem Kayu dari Tulang Ikan Lele Karya Mahasiswa IPB

ini-dia-lem-kayu-dari-tulang-ikan-lele-karya-mahasiswa-ipb-news
Riset

Ikan lele merupakan salah satu ikan yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Meskipun banyak diminati oleh masyarakat, ternyata limbah ikan lele belum dimanfaatkan secara optimal terutama limbah tulang ikan lele.

Berawal dari hal tersebut, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan inovasi baru berupa perekat kayu berbahan limbah lele yang ramah lingkungan. Tiga mahasiswa tersebut adalah Rizka Agustria Hasanah, Bagus Aditya Riyadi, dan Mishbahul Khoiron Gumelar.

Dengan bimbingan dari Dr. Ir. Jajang Suryana, M.Sc., ketiga mahasiswa tersebut berhasil membuat lem kayu yang berasal dari limbah tulang ikan lele. Tulang ikan lele yang digunakan untuk membuat lem adalah tulang tengkorak, tulang belakang, dan tulang ekor.

“Kami memanfaatkan tulang ikan lele sebagai bahan perekat kayu untuk mengganti bahan perekat yang berbahan dasar minyak bumi,” ujar Mishbah.

Mishbah menilai penggunaan tulang ikan lele sebagai bahan perekat mampu mengurangi pencemaran lingkungan dan dapat mengurangi limbah rumah tangga. Selain ramah lingkungan, limbah tulang ikan lele juga cukup banyak dan tersedia setiap hari.

Cara pembuatan lem kayu dari limbah tulang ikan lele sangat mudah. Tulang ikan lele dibersihkan dari sisa-sisa kotoran yang menempel, lalu direbus menggunakan air sampai melunak. Hasil rebusan selanjutnya disaring menggunakan saringan. Tulang yang tersaring dihaluskan menggunakan blender sampai benar-benar halus. Setelah dihaluskan, bahan selanjutnya dikentalkan sampai  siap pakai.

“Kami tidak menambahkan bahan tambahan kimia atau bahan lain sehingga dapat dibilang lem kayu ini benar-benar ramah lingkungan,” tambah Mishbah.

Kualitas lem dari limbah tulang ikan lele ternyata tidak kalah dengan kualitas lem kayu yang ada di pasaran. Uji coba yang telah dilakukan adalah merekatkan kayu pinus dan serbuk gergaji. Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa tingkat kerekatan lem kayu dari tulang lele ternyata sama dengan lem kayu yang ada di pasaran, bahkan lebih rekat dari lem jenis super merek ternama.

“Warna yang dihasilkan pun lebih sesuai dengan warna kayu. Warna yang dihasilkan berupa warna abu-abu sehingga tidak terlalu kontras dengan warna kayu,” tambahnya.

Karya inovasi ini terpilih dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2018. Melalui program ini, Mishbah dan teman-temannya berharap, lem kayu dari limbah tulang ikan lele ini dapat dimanfaatkan oleh pengrajin kayu karena mudah didapatkan dan lebih ekonomis.(**/Zul)