Mahasiswa IPB Ini Berhasil Murnikan Lakase dari Alam
Nuzulia Mutika Sari, mahasiwa Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), berhasil melakukan purifikasi atau pemurniaan dan karakterisasi atau penggolongan lakase. Lakase merupakan enzim yang mengkatalis degradasi lignin. Dikenal sebagai enzim yang ‘eco-friendly’ dan banyak diaplikasikan dalam biopulping kertas, wine sebagai stabilisasi bir, biodegradasi pewarnaan tekstil, bioremediasi dan biosensor. Enzim lakase ini banyak ditemukan pada fungi, bakteri, tumbuh-tumbuhan, dan serangga. Penelitian ini di bawah bimbingan Dr. Syamsul Falah.
Nuzul, begitu sapaan akrabnya melakukan purifikasi dan karakterisasi dari lakase ini dengan menggunakan strain baru yang ditemukannya. Strain tersebut dinamakan dengan Zul62.
“Latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu dengan perkembangan zaman yang menuntut green technology dengan memproduksi produk yang ramah lingkungan dengan sumber yang renewable,” ungkap Nuzul. Maka, lanjut Nuzul, bioteknologi seperti enzim dirasa sangat memiliki peran penting untuk mewujudkan produk-produk yang ramah lingkungan untuk diaplikasikan pada industri sesuai dengan keinginan pasar. Sehingga, Nuzul melakukan penelitian terhadap enzim lakase.
Tujuan Nuzul melakukan penelitian ini untuk memproduksi lakase yang berasal dari tubuh hewan dan kayu lapuk dari hutan, sehingga dapat diaplikasikan dalam industri dengan baik.
Isolat fungi yang digunakan dalam penelitian ini diisolasi dari Hutan Kerangas di Bangka Belitung. “Sebanyak lima jenis isolat digunakan dalam penelitiannya. Kemudian diperoleh bahwa isolat fungi pelapuk putih Leiotrametes flavida Strain ZUL26 menghasilkan aktivis lakase tertinggi selama empat hari dengan menggunakan media fermentasi padat ampas sagu,” kata Nuzul.
Dari penelitian ini juga didapat hasil bahwa penambahan magnesium, mangan dan seng dapat meningkatkan aktivitas lakase. Penelitian ini sendiri menghabiskan waktu hingga sepuluh bulan. (KMU/Ris)