Mahasiswa IPB Gagas Tastenesia, Aplikasi untuk Kembangkan Sektor Pariwisata
Indonesia sebagai negara tujuan wisatawan perlu untuk terus mengembangkan layanan terbaik dalam meningkatkan jumlah wisatawan setiap tahunnya yang dapat berdampak positif pada devisa negara. Hal ini mendorong tiga mahasiswa Insitut Pertanian Bogor (IPB) untuk menawarkan solusi alternatif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Mereka adalah Aldi Solihin, Respati Widrantara, dan Airlangga Visnhu, mahasiswa Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Aldi bersama dua rekannya merancang aplikasi yang diberi nama "Tastenesia".
Tastenesia merupakan sebuah aplikasi mobile yang membantu para turis untuk mengunjungi, berinteraksi langsung, hingga berbagi budaya satu sama lain bersama penduduk lokal dengan cara menyantap makanan di rumah penduduk lokal tersebut. "Gagasan aplikasi yang kami buat ini terinspirasi dari budaya masyarakat Indonesia yang sangat hangat ketika menyambut tamu. Selain itu, kami juga ingin memberdayakan keluarga di Indonesia dengan memberi mereka penghasilan tambahan lewat aplikasi Tastenesia," terang Aldi.
Aldi menyampaikan, aplikasi ini menyediakan fitur yang dikhususkan untuk turis dan masyarakat. Uniknya, aplikasi Tastenesia merupakan aplikasi pertama di Indonesia di bidang social and cultural dining yang bertujuan untuk memberdayakan rumah tangga Indonesia untuk mendapatkan penghasilan tambahan, dengan cara mengubah rumahnya menjadi home restoran dengan biaya operasional rendah.
Berkat gagasan uniknya, tiga mahasiswa IPB yang bergabung dalam satu tim ini meraih Juara 2 pada kompetisi Creatonomics Business Creativity Competition (CBCC) yang diselenggarakan pada tanggal 29 April – 1 Mei 2018.
CBCC adalah sebuah acara yang diselenggarakan Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya yang terdiri dua acara utama, kompetisi dan seminar. Tujuan kegiatan ini untuk mendorong semangat kewirausahaan yang berkelanjutan dalam memperkuat ekonomi kreatif di Indonesia dengan tema “Millenials Disruptive Creativity”.
Lomba ini diselenggarakan dalam tiga kali seleksi. Pada tahap pertama, diseleksi 60 finalis, kemudian menjadi 12 finalis, dan diseleksi menjadi juara. Dalam wawancara tersebut, Aldi mengungkapkan harapannya, "Kami harap aplikasi kami dapat bermanfaat dan dapat dikembangkan baik sekarang maupun dimasa yang akan datang,” tutupnya. (SMH/ris)