Peneliti IPB : Kualitas Bayam Organik, PerlakuanTeknologi Ini

Peneliti IPB : Kualitas Bayam Organik, PerlakuanTeknologi Ini

peneliti-ipb-kualitas-bayam-organik-perlakuanteknologi-ini-news
Riset

Setelah dipanen, sayuran akan terus mengalami penurunan kualitas sejalan dengan lama penyimpanan akibat adanya respirasi yang merombak komponen di dalam sayuran. Salah satu jenis sayuran yaitu bayam (Spinacia oleraceae L.) merupakan sayuran dengan tingkat respirasi yang tinggi mencapai 40-70 mL CO2/ kg-h sehingga rentan turun kualitasnya. Kualitas bayam organik  yang telah dihasilkan di lahan menjadi sia-sia bila tidak dipertahankan dengan penanganan pascapanen yang tepat.

Emmy Darmawati, peneliti Institut Pertanian Bogor menjelaskan, penanganan pascapanen sayuran organik harus meminimalisasi pemakaian bahan-bahan kimia. “Penanganan pascapanen tanpa menggunakan bahan kimia diantarannya dengan penanganan secara fisik seperti aplikasi hydrocooling dan heat shock. Teknologi ini mudah diaplikasikan oleh petani karena yang digunakan adalah teknik perendaman dalam air dingin atau  air panas selama waktu tertentu,” ujarnya.

Ia dan peneliti lainnya yaitu Dini Nur Hakiki, Y.Aris Purwanto dari IPB, beserta Ueno Hideto dan YoToma dari Universitas Ehime Jepang telah meneliti perubahan kualitas pascapanen bayam organik selama penyimpanan setelah perlakuan heat shock dan hydrocooling.

Teknologi hydrocooling dilakukan dengan cara merendam bayam dalam air dingin pada suhu 3-5 derajat Celsius selama lima menit sedangkan teknologi heat shock dilakukan dengan cara merendam dalam air hangat pada suhu 40 derajat Celsius selama 3,5 menit.  Bayam selanjutnya disimpan pada suhu tujuh derajat Celsius selama tujuh hari. Perubahan mutu diamati selama penyimpanan diantaranya adalah warna, kadar klorofil dan total antioksidan. Bayam adalah salah satu sumber anti oksidan.

Dari percobaannya, tim peneliti ini menemukan bahwa aplikasi heat shock cenderung lebih baik dalam mempertahankan klorofil dibanding dengan hydrocooling, sedang untuk variabel mutu lainnya seperti asam askorbat, total padatan terlarut, dan total antioksidan secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol. Kesegaran daun yang ditunjukkan oleh warna klorofil merupakan variabel mutu utama pada saat konsumen akan membeli bayam. (***/ris)