Peneliti IPB Kendalikan Lalat Buah pada Jeruk Mandarin
Indonesia memiliki nilai impor buah yang tinggi terutama jeruk Mandarin. Hal ini berdampak pada meningkatnya risiko penyebaran hama dan penyakit baru dari negara pengekspor ke tanaman di Indonesia.
Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB), Rizal Syarief, menjelaskan, bahwa salah satu organisme pengganggu tanaman pada buah jeruk adalah lalat buah seperti Bactrocera. “Jika lalat buah tidak dikontrol maka dapat merusak hingga 100 persen dari beberapa tanaman buah, sehingga perlakuan karantina merupakan hal sangat penting untuk dilakukan. Salah satu metode karantina yang dapat dilakukan adalah perlakuan dingin,” ujarnya.
Ia beserta tiga peneliti lainnya yaitu Rofika Rochmawati dan Budi Nurtama dari Departemen ITP Fateta IPB beserta Rokhani Hasbullah dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fateta IPB telah melakukan sebuah kajian perlakuan dingin untuk pengendalian lalat buah pada jeruk Mandarin. Tim ini memasukkan telur Bactrocera cucurbitae ke dalam daging buah jeruk, kemudian jeruk diinkubasi hingga lalat buah mencapai masing-masing stadia. Selanjutnya dilakukan penyimpanan dingin selama 18 hari dan diamati.
Peneliti ini menjelaskan, bahwa Bactrocera cucurbitae stadia larva instar 2 adalah stadia yang paling resisten (tahan) terhadap perlakuan dingin, dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap laju mortalitas (kematian) antar stadia. Perlakuan dingin dengan suhu 3oC (derajat celcius) selama 18 hari terbukti efektif untuk mematikan lalat buah Bactrocera cucurbitae hingga tingkat mortalitas 100 persen.
“Perlakuan dingin tidak mempengaruhi karakteristik warna pada jeruk Mandarin, tapi mempengaruhi tingkat kekerasan buah. Perbedaan suhu juga tidak berpengaruh nyata pada tingkat kesukaan konsumen terhadap jeruk Mandarin hasil perlakuan, dengan silmulasi penyimpanan tingkat pengecer,” ungkap Rizal Syarief.(IR/nm)