Mahasiswa IPB Tawarkan Sistem IMTA untuk Perikanan Indonesia

Permasalahan dunia akuakultur saat ini adalah banyaknya limbah perikanan yang berasal dari pakan yang tidak termakan. Pakan ini antara lain adalah hasil dari metabolisme ikan yang jika dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi keseimbangan lingkungan termasuk ekosistem yang ada di laut.
Atas permasalahan tersebut, mahasiswa IPB menawarkan sebuah sistem budidaya yang dapat menjadi salah satu solusi untuk masa depan budidaya Indonesia. Mereka adalah Dwi Indah Lestari, M. Hidayatullah, dan Ilham Labubal Banin dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB.
"Kami menawarkan aplikasi IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) dalam kegiatan akuakultur, yaitu kegiatan membudidayakan lebih dari satu jenis organisme berdasarkan tingkatan trofik dalam lingkungan akuakultur," ujar Dwi.
Menurutnya, IMTA saat ini sudah banyak diterapkan di luar negeri seperti China dan Kanada. Sedangkan di Indonesia penerapannya masih sangat sedikit dan belum banyak digunakan, sehingga perlu sosialisasi lebih lanjut agar konsep IMTA ini dapat diterapkan secara optimal dan lebih luas.
Keunggulan lainnya pada aplikasi sistem IMTA ini adalah dapat mereduksi limbah budidaya yang dihasilkan, meningkatkan keuntungan, dan mampu meningkatkan pertumbuhan ikan budidaya.
Aplikasi IMTA yang dituangkan pada karya tulis ilmiah oleh tiga mahasiswa IPB ini membawa mereka hingga ke Surabaya dan meraih juara tiga pada lomba karya tulis ilmiah nasional. Lomba yang diikuti adalah Jangkar 2017 yaitu Ajang Karya Tulis Ilmiah 2017. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga yang dimulai pada tanggal 16-18 November. "Pada lomba ini, kami bersaing secara sehat dengan lima finalis lainnya. Mereka berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, dan Universitas Diponegoro," terang Ilham.
Dwi dan tim berharap aplikasi IMTA ini dapat terimplementasi untuk memajukan budidaya perikanan Indonesia, sehingga menguntungkan dan berkelanjutan. (SMH/NM)