IPB Pamerkan Hasil-Hasil Inovasinya di Mall Botani Square Bogor

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-54, Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar IPB Innovation Entrepreneurship Expo (IIEE) di Botani Square, Bogor (8/9). IIEE ini adalah expo yang ketiga setelah IPB Investment Summit dan IPB Open Innovation Expo.
Dalam sambutannya saat membuka IIEE, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Prof. Dr. Anas M. Fauzi, mengatakan pada expo ini ada puluhan wirausahawan muda alumni IPB yang sukses di dunia pertanian. Saat ini, terangnya, 70 persen alumni IPB bekerja di sektor-sektor yang berkaitan dengan dunia pertanian. Selain itu, IPB juga mengembangkan program start up sebagai upaya IPB untuk mempercepat hilirisasi yang dapat dirasakan manfaatnya guna mendukung pembangunan pertanian dalam arti luas.
Dikatakannya, indikasi keberhasilan pada tahap awal proses hilirisasi melalui “IPB Model” tersebut sudah dapat dirasakan manfaatnya bagi peneliti dan pemangku kepentingan lainnya walau masih pada skala kecil. Oleh karena itu, IPB terus melakukan sosialisasi melalui berbagai kegiatan seperti acara temu bisnis pada IPB Investment Summit, IPB Innovation Expo, Forum Industri Pangan, dan lain-lain.
Dalam kesempatan ini, Prof. Anas menyampaikan pesan Rektor IPB, Prof. Dr. Herry Suhardiyanto kepada peserta pameran, yakni harus ada upaya tindak lanjut (melalui kuisioner) untuk bisa identifikasi pengunjung potensial yang bisa digali pendapatnya. Ini untuk memperoleh potensi kerja sama, baik dalam bentuk riset pengembangan maupun investasi.
“Tujuannya agar tidak hanya sekadar pameran, tapi ada follow up. Pesan kedua, adalah peserta expo harus bisa mempromosikan IPB baik untuk bidang ilmu maupun hasil riset inovasi yang ditampilkan. Ini agar lebih banyak peminat atau siswa yang masuk IPB,” tandasnya.
IIEE ini bertujuan untuk mendayagunakan kekayaan intelektual, khususnya paten yang dimiliki IPB (patent expo), mengapresiasi para inventor yang telah mengkomersialkan patennya (tribute to inventor), mengkomunikasikan inovasi IPB yang memasuki tahap rintisan usaha kepada mitra yang berminat (start-up forum) dan mendiskusikan isu terkini terkait peluang wirausaha dan model bisnis baru di era disrupsi berbasis teknologi dan inovasi sosial (talk show).
Terdapat 47 stand yang diikuti entrepreneur berasal dari mahasiswa, alumni, peneliti IPB, maupun masyarakat umum yang memanfaatkan teknologi yang dihasilkan IPB. Pameran hasil inovasi dan kewirausahaan IPB ini menyajikan berbagai produk olahan pangan, pertanian yang sangat prospektif dan inovatif, seperti Propolis dan Madu Trigona, gula cair kulit singkong, Clarias biskuit dari ikan lele, Rendang Daun Singkong, Rendang Ikan Pepetek, Nutridiabet, dan Nutriasi.
Dari sektor pertanian dipamerkan juga aneka bibit benih unggul, seperti bibit unggul pepaya kalina, bibit benih Butternut Squase, bibit kentang Jala Ipam, bibit kentang Sipiwan (CP1) dan lain-lain.
Sementara itu, Direktur Riset dan Inovasi IPB Prof. Dr. Iskandar Zulkarnaen Siregar mengatakan antusias alumni IPB untuk terjun menjadi wirausahawan bidang pertanian sangat tinggi. “Mereka berbisnis berbasis teknologi, sehingga diperoleh nilai tambah. Jadi IPB tidak hanya ‘teaching’, tidak hanya menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten dan menjadi perguruan tinggi yang bermutu baik di tingkat nasional maupun internasional, tapi kita juga menghasilkan inovasi yang sudah didiseminasikan kepada masyarakat. Kita mengajak seluruh komponen untuk bisa hilirisasi, tidak berhenti dalam bentuk teknologi atau dalam bentuk prototipe di laboratorium. Tapi prototipe yang sudah masuk ke skala industri,’ ujarnya.
Dalam pembukaan IIEE, inovasi yang dipamerkan juga dilakukan seleksi untuk memilih inovasi terbaik dan paling prospektif. Inovasi varietas kentang french fries Jala Ipam karya Prof. Suharsono berhasil terpilih sebagai inovasi paling prospektif dan berhasil membawa pulang dana hibah senilai 20 juta rupiah.
Inovasi yang diseleksi bersumber dari buku 100+ inovasi versi BIC. Ada 56 inovasi yang layak dipilih pada seleksi awal. Sebanyak 18 inovasi terpilih untuk mengikuti tahap kedua. Dari seleksi tersebut ada 3 inovasi yang perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut, 5 inovasi dinyatakan sebagai inovasi yang prospektif dan 5 inovasi dinyatakan sebagai inovasi paling prospektif.
Selain itu, tahun ini IPB banyak menorehkan prestasi membanggakan. IPB di-recognized sebagai salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QSWorld University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry. IPB juga dinyatakan sebagai perguruan tinggi terbaik peringkat ke-3 se-Indonesia setelah UGM dan ITB yang ditetapkan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI pada Hari Kemerdekaan RI ke-72. Selain itu, IPB dinobatkan menjadi Kampus Paling Inovatif, dimana selama sepuluh tahun berturut-turut selalu menjadi kontributor terbesar untuk Inovasi Indonesia Paling Prospektif.
“Tahun 2017 ini juga, Alhamdulillah, IPB menorehkan prestasi dalam melakukan upaya produksi penelitian dan pengembangan nasional menjadi produk inovasi, fasilitas pusat inovasi, lembaga TOT, lembaga inkubasi dan kerja sama dengan industri yaitu Anugerah Widyapadhi peringkat 1 nasional, dengan peringkat 2 dan 3 masing-masing adalah ITB dan UGM. Penghargaan Sentra kekayaan intelektual perguruan tinggi paling produktif, serta perguruan tinggi mitra peneliti asing terbaik yang diberikan dalam rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Makassar,” ujar Prof. Anas.
Berbagai prestasi tersebut merupakan bentuk dari kontribusi IPB dan segenap sivitasnya dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat serta meneguhkan peran IPB sebagai penggerak prima pengarusutamaan pertanian. IPB terus memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan sumberdaya manusia yang kompeten.(zul)