Dosen IPB Teliti Kepiting Kenari Crablet Melalui Pemberian Pakan BerkalsAnchorium
Kepiting kenari (Birgus latro) merupakan salah satu biota yang dilindungi di Indonesia. Tiga orang pakar mencoba meneliti kondisi sintasan (kelangsungan hidup)dan pertumbuhan kepiting kenari crablet dengan pemberian pakan buatan berkadar kalsium untuk kepentingan konservasi. Mereka adalah Sulistiono dan Ridwan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Supyan dari FPIK Universitas Khairun, Ternate.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sintasan dan pertumbuhan kepiting kenari ukuran kecil yang dipelihara dalam kotak plastik. Penelitiannya dilakukan sejak Februari – Oktober 2016. Tim ini mengambil sampel pada beberapa lokasi, antara lain Pulau Yoi, Ternate, Morotai dan Pulau Loleo (Provinsi Maluku Utara). Pemeliharaan kepiting dilakukan di Laboratorium Ekobiologi dan Konservasi Sumberdaya Perairan FPIK IPB.
Kepiting kenari sebanyak 45 ekor ditempatkan pada bak plastik berukuran 70cm x 40cm x 40cm. Satu ekor kepiting pada tiap bak plastik. Dalam percobaannya peneliti ini memberikan tiga perlakuan pakan yang berbeda, yaitu pakan A (kelapa 50%, terigu 35%, tepung ikan 5%, vitamin mix 2%, mineral mix 3%, Kalsium 5%); pakan B (kelapa 60%, terigu 23%, tepung ikan 5%, vitamin mix 2%, mineral mix 3%, Kalsium 7%) dan pakan C (kelapa 70%, terigu 18%, tepung ikan 5%, vitamin mix 2%, mineral mix 3%, Kalsium 2%).
Berdasarkan hasil pemeliharaan yang dilakukan di laboratorium, peneliti ini menemukan bahwa kepiting kenari memiliki mortalitas (tingkat kematian) sebesar 21% pada perlakuan A; 25% pada perlakuan B; dan 43% pada perlakuan C. Atau survival rate (kelangsungan hidup) sebesar 79% (perlakuan A); 75% (perlakuan B); dan 67% (perlakuan C). Sedangkan berdasarkan pengamatan bobot tubuh, kepiting tersebut mengalami pertambahan bobot sekira 3% pada perlakuan A; 0,5% pada perlakuan B; dan 5% pada perlakuan C. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ini menyatakan bahwa, perlakuan A merupakan pilihan yang lebih baik (dengan tingkat mortalitas yang paling kecil) dibandingkan dengan perlakuan yang lain.(IR/NM)