Peneliti IPB Hasilkan Kedelai Galur-Galur Harapan di Lahan Kering
Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan yang sangat penting di Indonesia dan menjadi sumber protein nabati. Perkembangan industri pangan dan pakan yang berbahan baku kedelai mengakibatkan permintaan akan kedelai di Indonesia meningkat. Peningkatan konsumsi kedelai yang terjadi di dalam negeri akan meningkatkan impor kedelai karena produksi kedelai di dalam negeri belum mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kedelai. Upaya peningkatan produksi kedelai baik dari segi kualitas maupun kuantitas masih terus dilakukan pemerintah.
Salah satu strategi penting yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produksi kedelai dengan penggunaan varietas kedelai unggul yang memiliki daya adaptasi tinggi. Pemilihan varietas mempunyai peranan penting dalam budidaya kedelai. Pemuliaan tanaman berperan penting dalam menghasilkan varietas unggul. Sampai saat ini telah diperoleh galur-galur generasi lanjut dari populasi hasil persilangan dan mutasi.
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB), Jordan Christoper Panggabean, yang dibimbing Dr. Desta Wirnas dan Dr. Trikoesoemaningtyas meneliti tentang “Potensi Hasil Galur-Galur Harapan Kedelai IPB (Glycine max (L.) Merril) di Lahan Kering”. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2015 di Kebun Percobaan Tegineneng, BPTP Lampung, Lampung Selatan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan serta menggunakan 16 galur harapan kedelai dan tiga varietas pembanding, yaitu Anjasmoro, Argomulyo, dan Wilis.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa galur harapan yang diuji berpengaruh terhadap karakter persentase polong isi. Galur harapan yang diuji tidak berpengaruh terhadap karakter bobot biji per tanaman, bobot biji ubinan, produktivitas, dan jumlah polong hampa. Berdasarkan hasil penelitian ini, galur harapan dengan potensi hasil terbaik untuk dibudidayakan di lahan kering adalah galur CG-22-10, PG-57-1, SC-21-5, dan SP-30-4 yang memiliki produktivitas yang sama atau lebih baik dari varietas Wilis sebagai varietas pembanding dengan produktivitas 1.83 ton ha.(AT/NM)