Mesin Pemanen Selada Buatan Mahasiswa IPB, Ergonomis untuk Petani
Masa depan pertanian Indonesia harus lebih baik dari sebelumnya. Termasuk di dalamnya adalah perbaikan budidaya tanaman konsumsi sehari-hari. Pernahkah anda membayangkan kalau pertanian di Indonesia mengalami kemajuan besar sehingga tidak ada lagi petani yang kelelahan untuk megurus tanaman miliknya?
Telah lama tanaman selada menjadi pangan yang umum dikonsumsi masyarakat di Indonesia. Di Pulau Jawa, tanaman yang satu keluarga dengan sawi ini dikonsumsi segar yang dikenal sebagai lalapan. Selada juga masuk ke tingkat makanan bintang lima sebagai penghias hidangan.
Petani selada tersebar di banyak daerah di Indonesia, meskipun saat ini berkembang budidaya selada secara hidroponik, masih banyak petani selada yang menanam secara konvensional. Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Maulana Syafiq Karuniawan, Aulia Taufid Ridha, Radis Selfiana Sari, dan Adnan Tagor Harahap, menemukan sebuah masalah pada pertanian selada konvensional yaitu pada teknik pemanenan selada. Pemanenan selada secara manual dilakukan dengan mencabut satu per satu tanaman selada dari tanah kemudian dikumpulkan dalam keranjang panen. Cara pemanenan tersebut dinilai tidak ergonomis, membutuhkan banyak tenaga kerja, dan tidak efisien dibanding dengan pemanenan menggunakan alat panen.
“Kami menciptakan Ergonomic Lettuce Harvester (Eleh). Yakni alat pemanen selada yang dirancang untuk pertanian selada konvensional di Indonesia. Eleh dapat digunakan di lahan pertanian yang ditanam dengan sistem bedengan berjarak tanam teratur. Sistem kerja alat Eleh akan memudahkan petani untuk panen dan menjaga kualitas fisik selada selama proses panen dilakukan,” Maulana Syafiq Karuniawan, selaku ketua tim.
Terdapat beberapa bagian pada alat ini yaitu rangka yang disusun dari besi, mesin motor utama, wadah penampung hasil panen, alat transmisi poros, dan pisau putar. Pisau putar akan memotong selada pada bagian batangnya, sistem pisau putar secara kontinyu bergerak sesuai jalur tanam selada di bedengan. Selada yang telah terpotong dari tanamannya akan diangkut menuju wadah panen melalui alat transmisi poros dan selada akan sampai ke wadah penampung.
Penggunaan alat ini dirancang ergonomis yaitu meningkatkan kenyamanan pemanen selada dengan kondisi tubuh yang tidak menyebabkan cedera. Efisiensi waktu juga diperhatikan karena menggunakan alat Eleh akan membuat waktu panen menjadi singkat sehingga kerusakan hasil panen dapat dikurangi. Hasil selada panen juga terjaga dalam sistem penampung yang tersedia di rancangan alat.
Prototype yang diproduksi di Bogor ini diharapkan dapat diimplementasikan pada lahan pertanian khususnya hortikultura jenis sayur mayur. Pengembangan alat untuk jenis sayuran lain dapat dilakukan dengan mengganti pisau putar sesuai jenis tanaman. Ke depannya melalui Eleh masyarakat lebih terbantu dan hasil panen lebih meningkat kualitasnya. (EAW/Zul)