Mahasiswa IPB Ciptakan Teknologi Ekstraksi Kayu Si Kayu Merah

Mahasiswa IPB Ciptakan Teknologi Ekstraksi Kayu Si Kayu Merah

mahasiswa-ipb-ciptakan-teknologi-ekstraksi-kayu-si-kayu-merah-news
Prestasi

Dewasa ini, peningkatan senyawa radikal bebas di udara sudah menjadi fenomena global. Peningkatan populasi manusia yang tidak terkontrol menyebabkan peningkatan kebutuhan penggunaan kendaraan bermotor. Adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut menyebabkan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang merupakan hasil pembakaran tidak sempurna sehingga konsentrasi radikal di udara bebas ikut mengalami peningkatan. Hal ini semakin diperparah oleh menipisnya lapisan ozon yang memicu penyinaran sinar UV matahari melebihi ambang batas sehingga akumulasi radikal bebas semakin bertambah. Akumulasi radikal bebas berbahaya ini dapat mengakibatkan ancaman kesehatan pada manusia. 

Senyawa radikal bebas merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan DNA disamping penyebab lain seperti virus. Jika kerusakan tidak terlalu parah maka masih dapat diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA. Namun, jika sudah menyebabkan rantai DNA terputus di berbagai tempat, kerusakan ini tidak dapat lagi diperbaiki sehingga pembelahan sel akan terganggu, bahkan terjadi perubahan abnormal pada gen tertentu dalam tubuh yang dapat menimbulkan penyakit kanker. Menurut penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia hingga tujuh kali lipat. Berdasarkan kondisi di atas, diperlukan solusi dalam mengatasi radikal bebas secara efektif dan efisien. 

Kondisi yang memprihatinkan tersebut rupanya menarik perhatian beberapa mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa. Melihat kasus radikal bebas yang berbahaya dan mengancam kesehatan, lima mahasiswa yang terdiri dari Rafiq Izzudin Rabbani, Deli Situmorang, Irsyadul Ibad, Ilham Maulidin, dan Amar Muammar Qadafi mencari solusi melalui penemuan anti oksidan yang dapat mengatasi radikal bebas. Anti oksidan dalam pengertian biologis adalah semua senyawa yang dapat meredam dan atau me-nonaktifkan serangan radikal bebas. Salah satu sumber anti oksidan alami yang potensial adalah kayu secang. Ekstrak kayu secang mengandung lima senyawa aktif jenis flavonoid yang berfungsi sebagai anti oksidan. Senyawa aktif tersebut teruji secara ilmiah bersifat anti oksidan, anti bakteri, anti inflamasi, anti photoaging, menurunkan kadar lemak, merelaksasikan pembuluh darah, melindungi hati dan anti jerawat. Ekstrak kayu secang juga diduga berkhasiat sebagai anti tumor, anti virus, dan lain-lain.

Hasil ekstraksi kayu secang (Caesalpinia sappan L.) telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk minuman, khususnya di daerah Sulawesi Selatan karena dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, nyatanya khasiat yang diperoleh masyarakat belum maksimal karena ekstraksi yang umum digunakan masyarakat seperti maserasi dan infusi masih memiliki banyak kelemahan. Kerugian utama dari metode maserasi adalah memerlukan waktu yang lama, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa senyawa hilang. Kerugian dari metode infusi adalah kandungan senyawa yang ada pada kayu secang dapat rusak. 

Oleh karena itu, Rafiq Izzudin bersama rekan satu timnya menawarkan metode baru melalui teknologi kavitasi. Teknologi kavitasi muncul sebagai inovasi baru mengenai teknik degradasi dinding sel yang ramah lingkungan, biaya relatif murah dan dapat diaplikasikan pada industri. Kavitasi merupakan perubahan fase uap dari zat cair yang mengalir. Perubahan tersebut dapat diakibatkan oleh turunnya tekanan. Pada proses ekstraksi anti oksidan kayu secang, teknologi kavitasi bekerja secara mekanik mendegradasi lignoselulosa pada kayu secang melalui respon terhadap tekanan negatif yang diberikan sehingga mempermudah pelarut dalam melarutkan anti oksidan. Tekanan negatif yang diberikan menyebabkan terbentuknya gelembung pada ruang digester. Gelembung inilah yang akan memecah lignin ketika berinteraksi pada tekanan tertentu. Oleh karena itu, metode kavitasi dipilih sebagai metode yang paling tepat dalam mengekstrak kayu secang sehingga diperoleh karakteristik rendemen antioksidan secara maksimal.(KHO/NM)