Mahasiswa IPB Ciptakan Alat untuk Peringatan Dini Bencana Alam, Fenomena Kelautan sebagai Pendukung Pengambilan Kebijakan Terkait Kelautan

Mahasiswa IPB Ciptakan Alat untuk Peringatan Dini Bencana Alam, Fenomena Kelautan sebagai Pendukung Pengambilan Kebijakan Terkait Kelautan

mahasiswa-ipb-ciptakan-alat-untuk-peringatan-dini-bencana-alam-fenomena-kelautan-sebagai-pendukung-pengambilan-kebijakan-terkait-kelautan-news
Prestasi

Laut merupakan muara dari semua aliran air di daratan bumi, hal itulah yang menjadikan laut seperti sebuah wadah penampung besar yang ada di bumi. Mirisnya, selain laut menampung air, laut juga harus menampung sisa-sisa sarana hidup manusia termasuk limbah dan sampah. Penurunan kualitas air laut menjadi masalah yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat, namun dampak yang terjadi adalah penurunan hasil produksi tangkapan ikan, kematian massal ikan, tercemarnya hasil tangkapan dari laut, dan sebagainya. Diperlukan sebuah teknologi untuk mencegah hal tersebut terjadi sebagai investasi laut untuk masa depan.

Berangkat dari kebutuhan akan data kondisi perairan di Indonesia secara waktu nyata, tim Program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC) dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) merancang sebuah wahana pengamat waktu nyata. Wahana tersebut bernama Economic Real Time Conductivity and Temperature Sensor (ER-Contem) yang digagas oleh Agung Tri Nugroho bersama timnya yaitu Slamet Riyanto, Imam Syafi’i, dan M. Sanubari. ER-Contem akan mengambil data terkait suhu dan salinitas perairan tempat diletakkannya alat pemantau. Uniknya dari wahana ini adalah data hasil pengamatan secara langsung dapat diakses melalui webite dan dapat digunakan khalayak.

Prinsip yang digunakan dari alat ini mengacu pada perangkat yang telah ada sebelumnya yaitu Conductivity, Temperature and Depth (CTD). Ketika perangkat CTD diturunkan ke dalam perairan terdapat sensor tekanan yang memberikan informasi kedalaman laut dalam satuan meter. Sensor temperatur akan memberikan informasi suhu. Sel induktif dalam CTD sebagai sensor salinitas. Data tersebut dapat dibaca melalui komputer saat perangkat CTD diangkat dari perairan. Jika menginginkan data secara terus-menerus pun dapat dilakukan selama perangkat tetap tersambung ke komputer. Inovasi Er-Contem pada fleksibilitasnya dalam akses data. Data dapat diakses secara nirkabel dan tetap bisa memantau secara waktu nyata, hal tersebut belum ada di teknologi CTD.

Pembuatan alat ER-Contem dilakukan di Kampus IPB Dramaga. Proses pembuatannya mencakup perangkaian komponen elektronik, pembuatan program, dan pembuatan wahana. Beberapa komponen yang digunakan dalam alat ini diantaranya Arduino Nano sebagai mikrokontroler berbentuk chip, Raspberry Pi 2 sebagai prosesor, Sensor Electronic Conductivity for Arduino adalah perangkat pembaca untuk mengetahui salinitas air, Sensor Dallas DS18B20 untuk mengetahui suhu air, RTC 3231, dan Modem untuk mengirim sinyal ke pengguna.

Proses uji coba pertama kali dilakukan di laboratorium untuk mengetahui ketepatan pengukuran alat. Data dari ER-Contem akan dibandingkan dengan alat pengukur salinitas dan suhu standar. Dilakukan kalibrasi alat di laboratorium sebelum diujicobakan di lapang yaitu di Kawasan Pelabuhan Ratu, Banten. Halaman pada website sudah dapat dimanfaatkan ketika data telah masuk.

Selain untuk penelitian, alat ini dijadikan sarana untuk peringatan dini akan terjadinya bencana alam, fenomena kelautan, dan sebagai data pendukung pengambilan kebijakan terkait kelautan. Harapan lain dari Tim ER-Contem melalui adanya perangkat ini agar dapat membantu peneliti kelautan Indonesia dalam mengambil data serta sebagai sumbangsih bagi ilmu kelautan Indonesia. (EAW/NM)