Kreasi Mahasiswa IPB Buat Cemilan Salak Kering
Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan berbagai macam buah. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2009), produksi buah-buahan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Produksi buah-buahan tahun 2007 mencapai 17 juta ton, meningkat dibandingkan produksi tahun 2006 sekitar 16 juta ton dan tahun 2005 sebesar 14,7 juta ton, namun sayang buah-buahan yang tumbuh tak termanfaatkan dengan baik. Konsumsi buah orang indonesia juga sangat rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.
Sayur dan buah dapat dikonsumsi secara segar maupun terolah. Salah satu bentuk makanan olahan dari buah-buahan yang mempunyai peluang pasar internasional adalah makanan kering. Permintaan akan makanan kering dari buah-buahan terus meningkat karena masyarakat negara-negara maju menyukai makanan sehat yang banyak mengandung serat. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian, ekspor buah kering mencapai 16 juta kg dengan nilai US$3.282.041 pada tahun 2005.
Pembuatan produk buah kering juga bertujuan agar umur simpannya lebih panjang karena produk pertanian mudah rusak jika tidak segera diolah. Solusi masalah tersebut coba ditawarkan oleh lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka terdiri dari Novi Kurnianto, Muhammad Afif Sulthoni, Jeffry Al Bukhori, Muhamad Rizki Marhaban, dan Fakhri Ramadian Hidayat. Solusi dari hal tersebut yaitu dengan membuat buah kering yang dapat diubah kembali menjadi buah segar. Buah kering yang dapat direhidrasi sehingga dapat berbentuk buah segar kembali dibuat untuk mempermudah konsumen dalam mengonsumsi buah, meningkatkan distribusi buah, dan membuat konsumen dapat memilih pilihan antara mengonsumsi buah kering atau buah segar dari proses rehidrasi.
Melalui kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), Novi bersama keempat rekannya melakukan penelitian buah salak kering atau rehidrasi. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan. Salak, salah satu buah tropis yang banyak diminati masyarakat dan tanaman yang berbuah sepanjang tahun. Keunggulan buah salak memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.
Alasan lain dipilihnya buah salak karena banyak peminatnya di Indonesia, namun tidak dapat bertahan lama atau mudah busuk. Oleh karena itu, dibuatlah inovasi agar salak dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama namun tetap mempertahankan nilai gizinya. Buah salak akan dibuat menjadi buah kering yang dapat direhidrasi atau selama ini dikenal dengan istilah dehydrated food. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat memberikan nilai tambah bagi buah salak. Selain itu, masyarakat secara luas juga dapat menikmati salak kering yang kandungan gizinya tidak berkurang dan menyehatkan, tutur Novi. (KHO/ris)