Gagas Ide Dynamic Equilibrium Parenting, Mahasiswa IPB Juarai Kompetisi Nasional

Gagas Ide Dynamic Equilibrium Parenting, Mahasiswa IPB Juarai Kompetisi Nasional

gagas-ide-dynamic-equilibrium-parenting-mahasiswa-ipb-juarai-kompetisi-nasional-news
Prestasi

Mengusung ide Dynamic Equilibrium Parenting bagi orangtua di era postmodern ini, Dina Yauma, Ulfa Dwi, dan Karina Dwi menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional. Sebagai perwakilan Institut Pertanian Bogor (IPB) di acara Dies Natalis Departemen PKK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dina dan tim berhasil menjadi juara 2 di antara 10 finalis yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Gagasan yang dibawa oleh tim ini yaitu bagaimana cara pendidikan anak remaja dapat efektif di era perkembangan teknologi yang masif masa kini. Tim dari IPB ini menaruh perhatian besar pada penghubungan informasi antara orangtua dan anak remaja mereka. Orangtua yang belum banyak terpapar teknologi khususnya teknologi informasi kepada anak-anak mereka yang saat ini mudah mengakses teknologi tersebut. Beragam bahaya dapat menyerang mental dan perilaku remaja apabila menggunakan teknologi komunikasi secara tidak bijaksana. Apalagi saat ini harga barang-barang penunjang seperti telepon selulersmartphone atau laptop mulai dapat dijangkau harganya oleh berbagai kalangan.

Dari segi anak sendiri, kehadiran teknologi tentu tidak dapat dibendung karena hampir semua orang seusianya telah menggunakannya. Terdapat banyak keunggulan dari pemanfaatan teknologi seperti smartphone tersebut, ada banyak informasi dan perkembangan dunia dapat diikuti. Namun celah-celah penyalahgunaan seperti maraknya situs maupun gambar tidak senonoh, maupun media yang mengajarkan anak berperilaku negatif mudah juga untuk diakses melalui perangkat itu. Anak sendiri perlu diberikan edukasi tentang cara menggunakan teknologi dengan benar.

Melalui Dynamic Equilibrium Parenting ini, terdapat dua bagian edukasi yang dilakukan yaitu kepada orangtua ada program untuk pemahaman bagaimana mengarahkan anak-anak remajanya. Sementara bagi anak-anak remaja program ini diarahkan kepada edukasi dan bagaimana cara pengembangan diri mereka agar tidak menjadi korban teknologi. “Di era postmodern ini kita harus jadi orang yang memanfaatkan teknologi agar berguna, dan orangtua juga harus dapat berperan untuk mengarahkan anak-anaknya sehingga terjadi keseimbangan” ujar Dina.(EAW/NM)