WAIT ! Pengelolaan Sampah di Bogor Berbasis Aplikasi Web
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melakukan inovasi dengan menerapkan pengelolaan sampah di Bogor berbasis aplikasi web yang disebut WaIt (Waste It). Aplikasi WaIt digagas oleh tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, satu mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan satu mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia. Mereka menciptakan suatu sistem informasi yang terintegrasi antara pengelola sampah dan pemilik sampah secara khusus, sebagai alat bantu yang mempermudah sistem pengelolaan sampah, khususnya sampah kertas dan plastik.
Sampah menjadi salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi saat ini terutama di Indonesia yang notabene merupakan negara berkembang. Bogor masuk dalam 20 kota di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak. Jumlah penduduk Bogor saat ini menurut Strategi Sanitasi Kota (SKK) Kota Bogor 2015-2020 berjumlah 1.023.029 jiwa. Banyaknya jumlah penduduk ini berdampak kepada volume sampah yang dihasilkan. Volume sampah yang banyak di Bogor mengakibatkan pihak Pemerintah Kota Bogor menyediakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di berbagai daerah. Namun, hasilnya masih banyak volume sampah yang tidak tertampung pada TPA tersebut.
“Inovasi kami adalah adanya aplikasi berbasis web yang dapat menghubungkan antara pengelola sampah dan pemilik sampah khususnya sampah plastik dan kertas. Sehingga nantinya akan terbentuk sebuah sistem yang terintegrasi dengan teknologi dalam pengolahan sampah. Aplikasi web ini berpotensi untuk dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat saat ini,” kata Ari Ramadhan, salah satu pencetus ide tersebut.
Ari menambahkan, jika hal tersebut dilakukan dengan baik dan benar maka akan tercipta pengelolaan sampah yang terintegrasi secara baik antara pemilik sampah dan pengepul sampah sehingga program 3R (Reuse, Recycle dan Reduce) dapat teraplikasi secara menyeluruh. Selain itu, inovasi ini bisa memberikan kemudahan bagi pemilik sampah untuk mengumpulkan sampah sehingga dapat diolah dengan baik oleh pengelola. Dan menumbuhkan rasa untuk menjaga lingkungan pada masyarakat serta mengefisienkan dan mengefektifkan pengelolaan sampah yang baik.
“Cara kerja aplikasi Wait sangat mudah yakni dengan cara menghubungkan antara pengelola sampah dan pemilik sampah khususnya sampah plastik dan kertas. Pemilik sampah hanya perlu menginput informasi sampah miliknya. Kemudian informasi tersebut akan diteruskan ke admin. Admin selanjutnya melakukan validasi. Dilakukan pencarian terhadap pemberian informasi yang diinput. Lalu akan dilakukan analisa, penjemputan terhadap sampah tersebut dan pembayaran pengumpul kepada admin. Dan yang terakhir pembayaran admin kepada pemilik sampah,” terangnya.
Aplikasi ini masih dalam proses pengembangan. Selain itu, mereka juga masih terkendala dalam hal marketing (pemasaran) dan segmentasi pasar dalam penjualan aplikasi WaIt ini.
“Di balik itu semua ke depan kami mempunyai rencana untuk melakukan implementasi dan promosi agar lebih dikenal oleh masyarakat,” ujar Ari.(AT/Zul)