Mahasiswa IPB Temukan Fungsi Pupuk pada Batuan Vulkanis
Peran sebidang tanah dalam pertanian sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Tanah merupakan tempat menanam berbagai sumber pangan manusia. Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan sebuah masalah pada tanah pertanian sawah yang mengalami kemunduran kualitas karena kegiatan budidaya yang menyebabkan terangkutnya hara silika dari lahan tanpa ada pembenahan.
Silika sendiri banyak terdapat pada struktur tanaman padi seperti sekam dan jerami padi, namun keduanya akan dibuang dari lahan setelah panen dilakukan. Masalahnya pemupukan unsur silika tidak umum dilakukan di pertanian tradisional, salah satu penyebabnya adalah harga pupuk silika yang belum terjangkau. Kegiatan pembenah tanah dengan mengembalikan sisa panen ke lahan pun memiliki banyak kendala karena kebutuhannya bersamaan dengan keperluan lain seperti peternakan. Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Padang, Imelda Kusuma Wardani, Engge Mustamei, dan Annisa Veradias Nasuta dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P) mengangkat pentingnya pemberian unsur silika pada tanah sawah melalui metode pemupukan.
Studi literasi yang dilakukan oleh tim menemukan bahwa terdapat suatu bahan dari area sumber batuan vulkanis yang disebut sebagai Tress dapat menggantikan fungsi pupuk silika. Tress terbentuk dari pelapukan batuan vulkanik yang mengandung silika dan kalsium apabila disatukan oleh kapur tohor dan air menjadi bahan seperti semen. Tress juga disebut sebagai amelioran atau bahan pembenah kesuburan tanah. Sementara itu Tress belum banyak dimanfaatkan, Tress juga belum bisa didapatkan dari toko komersil. Pemanfaatan Tress masih marginal berasal dari area vulkanis.
Penelitian ini diawali dengan pengambilan bahan tanah dari berbagai sumber. Perlakuan Tress terdapat dua macam yaitu Tress dibakar dan Tress yang tidak dibakar. Teknik budidaya padi yang diterapkan secara keseluruhan tidak berbeda dari teknik budidaya yang telah ada. Proses pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian gulma, hingga pemupukan menerapkan teknik budidaya standar yang telah ada. Pemberian Tress pada tanah sawah dilakukan sebelum padi ditanam. Pada penelitian ini padi ditanam di wadah berupa ember. Tress yang telah disiapkan dan diukur sesuai dosis dicampur dengan tanah sawah sebelum dilakukan penggenangan air. Masa tunggu agar Tress dapat bersatu dengan tanah pada penelitian ini adalah satu minggu sebelum tanah diolah.
Proses penelitian dilakukan di area Kebun Percobaan IPB Dramaga, yaitu di dalam rumah kaca. Proses penelitian memakan waktu sekitar lima bulan sejak persiapan hingga padi dipanen. Padi akan diamati pertumbuhannya dan dibandingkan dengan pertumbuhan tanpa pemberian Tress. Hasil panen akan dievaluasi untuk menentukan pengaruh penambahan Tress juga dosis yang memberikan hasil terbaik.
Harapan melalui penelitian ini yaitu berkembangnya pengetahuan tentang pemanfaatan Tress sebagai bahan yang bermanfaat untuk pertanian. Berkembangnya pula pengetahuan masyarakat tentang cara pembenahan tanah melalui pemberian silika pada sawah agar produktivitas padi tetap baik. Baiknya kualitas tanah pertanian tentu akan membuat hasil padi tetap stabil hingga waktu yang panjang serta tetap mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional. (EAW/NM)