Mahasiswi Cantik Asal Kamboja Wisuda di IPB

Adalah Sisahman, gadis cantik asal Kamboja yang hari ini (21/9) berbahagia karena dirinya dinyatakan berhak menyandang gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut) dari Institut Pertanian Bogor (IPB). “Indonesia adalah negara yang cantik, indah, punya banyak cerita. Dan IPB adalah kampus yang luar biasa, lulusannya mampu bersaing,” ujar gadis berkerudung ini.
Diakuinya, meski budaya negaranya dan Indonesia ada banyak kesamaan, karena memang masih dalam Asia Tenggara, namun tetap saja ia perlu adaptasi terutama dalam berbahasa Indonesia. “Kesulitan tersendiri bagi saya dengan kosa kata dan pengetahuan yang disampaikan di kelas,” tuturnya.
Selama menempuh pendidikan di IPB, Sisasman aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Hidrologi, anggota Kelompok Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Profesi FMSC, anggota Association of IDB-sponsored Student in Indonesia (AISI) dan aktif di organisasi IDB- Bogor sebagai Komisi Administrasi dan Keuangan.
Setelah lulus, gadis yang dilahirkan di Ondong Snay Village, Ondong Snay Commune, Rolea Pa Ear Distric, Kompong Chhnang Province, Kamboja ini ingin kerja dan menikah di Kamboja. “Semoga ke depannya IPB terus maju,” pungkasnya.
Kisah bahagia lainnya datang dari Lucita Meilana, wisudawan IPB calon peraih double degree. Ia berhasil meraih gelar master (IPK 3,91) dari IPB dan tahun depan gelar master juga akan ia dapatkan dari Xiamen University. Mulai menempuh pendidikan tinggi di IPB sejak tahun 2010 berkat program Bidikmisi, Lucita mendapatkan kesempatan untuk langsung melanjutkan studi S2 melalui program fastract. Setelah dinyatakan lulus program magister IPB, Lucita lalu mendapatkan beasiswa S2 dari Xiamen University China.
Prestasi ini diraih Lucita dengan penuh perjuangan. Untuk memenuhi kebutuhannya selama Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Lucita sempat menjadi asisten rumah tangga (AST), bahkan menjadi tukang masak untuk pekerja kebun (50 orang) pun pernah ia lakukan.
Ingatan yang selalu terekam kuat tentu saja adalah rumah kecil berukuran 5×5 m yang ia sebut sebagai istana. Ketika hujan disertai angin kencang datang, rumah yang beratapkan alang-alang dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu yang sudah usang ini bahkan sempat roboh karena tak kuat menahannya.
“Saya dan kakak saya selalu dimasukkan ke dalam sebuah kotak besar yang terbuat dari kayu saat hujan (grobok bahasa jawanya) sedangkan ayah dan ibu saya berlindung di balik sebuah papan agar tidak terkena air hujan. Di rumah inilah saya tumbuh dan dibesarkan,” ceritanya.
Sungguh ia tak pernah bermimpi, gadis desa dari Pematang Tahalo ini akhirnya bisa menjejak kaki di China dan Jepang. Mematahkan dugaan orang-orang yang dulu menghina dan mencaci orangtuanya.
Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mempersembahkan lulusannya sebagai sumberdaya manusia yang berkualitas dan siap membangun sektor pertanian dalam arti luas, dalam sidang terbuka dengan acara tunggal Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap I Tahun Akademik 2016/2017, Rabu (21/9), di Graha Widya Wisuda (GWW) kampus IPB Darmaga Bogor. IPB menyerahkan ijazah kepada 750 orang lulusan, yang terdiri dari 28 lulusan bergelar doktor, 149 lulusan bergelar magister sains, 17 lulusan bergelar magister manajemen, 13 lulusan bergelar magister profesional, 20 lulusan bergelar profesi dokter hewan, dan 523 lulusan bergelar sarjana. Lulusan sarjana yang diwisuda pada tahap ini berasal dari seluruh fakultas di lingkungan IPB.
Rektor IPB, Prof.Dr. Herry Suhardiyanto menyampaikan selamat kepada para lulusan atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan. Selanjutnya rektor menyampaikan bahwa ke depan akan banyak tantangan di tengah masyarakat yang harus dihadapi, salah satunya adalah pangan.
“Saya berpendapat bahwa kita perlu merumuskan langkah strategis dalam membangun sistem produksi pangan yang tangguh sehingga terbebas dari ketergantungan kepada pangan impor. Kita perlu mewujudkan sistem perlindungan dan pemberdayaan petani sebagai bentuk komitmen menciptakan pertanian yang berkemajuan dan berkeadilan,” paparnya.
Rektor menambahkan, di sinilah tantangan terbuka lebar bagi IPB untuk dapat terus menghadirkan inovasi-inovasi hasil riset dan pengembangan teknologi untuk membangun model agribisnis yang optimum dan modern dan mewujudkan sistem produksi nasional yang tangguh. Salah satu hasil riset IPB yang diharapkan dapat mendukung sistem produksi pangan nasional adalah LAPAN IPB Satelite (LISat) yang telah diluncurkan bulan Juni lalu di India.
“Oleh sebab itu, saya berharap para lulusan dapat memberikan pemikiran positif dan membuka lapangan pekerjaan agar dapat memajukan usahanya demi kesejahteraan serta kemajuan bangsa Indonesia. Kalau Indonesia dapat membangun sistem produksi pangan yang kuat, kita juga akan dapat membantu negara-negara lain di dunia yang kesulitan memproduksi pangan,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, rektor juga mengharapkan Himpunan Alumni IPB memiliki posisi strategis bagi IPB sebagai partner yang penting dalam membangun bangsa dan negara pada umumnya dan membangun IPB pada khususnya. Alumni IPB dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kerjasama yang telah ada untuk kemajuan almamater. Untuk diketahui bahwa sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 138.113 orang alumni. (Awl)
Berikut adalah kesan-kesan dari beberapa lulusan terbaik IPB:
Yulisa Andriyani (Lulusan Terbaik Fakultas Ekonomi dan Manajemen)
Setelah lulus dari SMAN 1 Berastagi Sumatera Utara, saya langsung memilih IPB sebagai tempat lanjutan studi. Bagi saya, IPB merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia dengan berbagai prestasinya. Selain itu banyak orang sukses yang terlahir dari IPB serta banyaknya inovasi yang muncul dari IPB, semakin meyakinkan saya untuk memilih IPB.
Selanjutnya, saya memilih Departemen Agribisnis dengan alasan ingin memajukan pertanian Indonesia dari segi sosial ekonomi. Selama ini banyak yang beranggapan bahwa pertanian selalu berkaitan dengan cangkul, sawah dan pakaian kotor. Untuk itulah saya ingin membagikan ilmu yang saya peroleh, salah satunya adalah bahwa pertanian bukan hanya bagian budidaya saja, tetapi bergerak dari hulu hingga hilir. Rencana setelah lulus kuliah, saya ingin bekerja dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Selain itu ada keinginan untuk memulai usaha.***
Anom Sulardi (Lulusan Terbaik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
Saya alumni SMAN 1 Rembang Jawa Tengah, kemudian melanjutkan studi ke IPB dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK. Saya memilih IPB, karena sejak SMA saya sudah tahu IPB sebagai kampus yang merakyat, dimana setiap mahasiswa dari semua kalangan bisa kuliah di sini. Selain itu, sistem pendidikan IPB yang menjunjung tinggi integritas juga menjadi salah satu alasan saya memilih kampus IPB.
Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan menjadi pilihan studi saya karena kecintaan dengan laut sejak kecil sehingga membuat rasa penasaran untuk mengeksplor lautan Indonesia. Setelah lulus dari kampus ini, saya berharap dapat mengaplikasikan ilmu saya untuk berkontribusi kepada negara dalam memajukan perikanan dan kelautan Indonesia. Setelah lulus dari IPB, jika memang ada kesempatan, saya ingin melanjutkan studi S2-S3.***