Nutrition Fair 2015, IPB Gagas Monumen Tempe di Klaten

Nutrition Fair 2015, IPB Gagas Monumen Tempe di Klaten

Nutrition-Fair
Prestasi

Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (Himagizi) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan serangkaian kegiatan yang berupaya meningkatkan perbaikan gizi bangsa. Sejak tahun 2012, Himagizi telah menyelenggarakan Nutrition Fair. Nutrition Fair diselenggarakan sebagai ajang tahunan serangkaian kegiatan gizi ilmiah dan populer dalam rangka meningkatkan kesadaran gizi akademisi dan masyarakat. 

 

Mengusung tema “Gizi Seimbang dan Gaya Hidup Sehat Menuju Indonesia Sehat Berkualitas”, Nutrition Fair (NF) 2015 memiliki lima rangkaian kegiatan, yaitu: NIACIN (Nutrition Seminar and Charity for Children), PHYTOSTEROL (Physical Fitness with Aerobic and Good Tasted – Culinaire Food Festival), THIAMINE COMPETITION (Think Critically to Solve Problems in Nutrition through Essay Competition), COPPER (Creative Original Public and Poster), dan CRISPY COMPETITION (Creation of Special Tasty Indonesian Food Competitiont).

 

Khusus Crispy Competition, Himagizi mewajibkan pesertanya untuk mengolah bahan baku tempe untuk dikreasikan menjadi berbagai menu masakan. Lomba memasak menu sarapan sehat, aman, bergizi, beragam, dan seimbang ini bertemakan “Kreasi Masakan Indonesia yang Sehat dan Berkualitas sebagai Pemenuhan Gizi Harian”. Bertempat di Taman Rektorat Kampus IPB Darmaga, Minggu (4/10), peserta yang ikut serta adalah mahasiswa, himpunan mahasiswa profesi gizi, himpunan mahasiswa non-profesi gizi, perusahaan pangan dan non-pangan, instansi gizi dan kesehatan, serta masyarakat umum. 

 

Tempe merupakan salah satu sumber protein nabati dan menjadi makanan penting pendukung peningkatan kualitas gizi manusia Indonesia. Beberapa waktu lalu, IPB berencana mendaftarkan tempe sebagai salah satu warisan budaya Indonesia ke UNESCO. Kegiatan Nutrition Fair 2015 ini juga bagian dari kampanye untuk mensukseskan langkah IPB tersebut.

 

“Pada jaman dahulu, tempe disajikan sebagai hidangan khusus untuk Raja Klaten. Oleh karenanya kami sebagai pengusung tempe sebagai warisan budaya Indonesia ke UNESCO secara resmi ‘minta restu’ ke Bupati Klaten. Selain itu, kami juga berencana membangun Monumen Tempe di Klaten. Gubernur Jawa Tengah mendukung penuh langkah ini,” ujar Dr. Rimbawan selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB.

 

Dukungan masyarakat terlihat dari petisi tempe dengan jumlah quote yang mencapai ribuan. Setelah mendapatkan banyak dukungan, IPB akan mendaftarkan ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI. (zul)