Back To Nature dengan Jamu

Back To Nature dengan Jamu

Berita

Di kalangan masyarakat yang masih tradisional, tersedianya berbagai jenis tanaman obat merupakan suatu keharusan, karena merupakan solusi untuk menunjang kesehatan. Biasanya mereka bermukim di wilayah terpencil yang letaknya sangat jauh dari pusat-pusat pelayanan kesehatan atau tempat praktik dokter, bahkan ada di antaranya yang sama sekali belum mengenal ilmu kedokteran atau medis.
 
Belakangan ini, tanaman obat atau yang dikenal dengan istilah herbal marak dibicarakan, terutama sejak masyarakat luas mulai berpikir “back to nature” sebagai sistem pengobatan. Obat yang dibuat dari berbagai tanaman berkhasiat yang tumbuh di alam sekitar manusia ternyata jauh lebih aman dikonsumsi, dalam arti tidak menimbulkan efek samping kimia.
 
Demikian sambutan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan yang dibacakan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Prof Dr Bambang Pramudya, dalam acara Seminar Nasional Aspek Budaya, Kebijakan, dan Filosofi Sains Jamu, belum lama ini di IPB International Convention (IICC) Bogor.
 
Oleh karena jamu merupakan salah satu warisan budaya bangsa, maka perlu adanya upaya pelestarian, meliputi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. “Selama ini Kemendikbud belum menghasilkan kebijakan-kebijakan yang secara langsung terfokus pada jamu. Namun sudah diupayakan adanya perlindungan terhadap obat-obatan dan pengobatan tradisional, termasuk jamu, sebagai salah satu warisan budaya bangsa,” terang Wamendikbud Bidang Kebudayaan.
 
Lebih lanjut dijelaskan, perlindungan juga diperlukan mengingat jamu merupakan salah satu unsur dari pengetahuan tradisional bangsa Indonesia, yang memberi identitas tersendiri bagi budaya bangsa Indonesia.  Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM IPB ini dihadiri juga oleh sejumlah peserta dari manca negara. (nm)