Sosialisasikan Beras Analog, Salah Satu Cara Rubah Pola Makan
Penduduk Indonesia sangat dominan dalam mengkonsumsi beras. Padahal sumber karbohidrat lokal selain padi masih melimpah dan belum termanfaatkan optimal. Dilihat dari sejarah, dahulu masing-masing penduduk daerah di Indonesia memiliki pangan pokok lokal. Misal penduduk Papua mengkonsumsi sagu. Namun seiring perkembangan zaman, saat ini konsumsi beras di Indonesia sudah mencapai 316 gram per kapita per hari.
Hal ini disampaikan Annisa K, mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB saat menjadi narasumber Dialog Pedesaan, Selasa (30/4) di Stasiun RRI Bogor.
“Petani ribut, konsumen ribut hanya karena harga beras mahal . Hal ini karena orang Indonesia merasa belum kenyang, kalau belum makan beras. Di sini kita perlu berupaya untuk menurunkan ketergantungan terhadap beras. Salah satunya dengan progam diversifikasi pangan dan merubah mainset masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya cara pengolahan bahannya pun berpengaruh. Biasanya, orang makan jagung langsung direbus atau makan talas hanya di goreng (camilan). IPB menyadari hal itu. Berdasarkan pertimbangan ini, IPB menciptan produk serupa beras dengan bahan baku dari sumber karbohidrat lokal seperti tepung ubi, tepung singkong, tepung sorgum, tepung talas, tepung sagu.
“Hal ini diupayakan agar orang mau makan sagu atau bahan lain tetapi dalam bentuk mirip beras. Melalui proses tertentu yang dikembangkan di kampus, penelitian ini sudah dilakukan sejak zaman dulu, namun dengan teknik berbeda. Saat ini kami develop teknikdengan bahan baku lokal tersebut menjadi tekstur dan bentuk mirip beras yang kita sebut beras analog,” ujarnya.
Annisa menyayangkan perilaku beberapa warga Indonesia yang tinggal di Amerika sampai rela membeli beras di Kota China.” Jika di Bogor ada talas, kenapa disia-siakan padahal banyak sumberdayanya. Jadi sedikit-sedikit, kita mulai mengkonsumsi beras analog, maka masyarakat akan sadar dan bisa kenyang saat makan sorgum, sagu dll. Suatu bangsa akan terancam foodtrap, jika tergantung dengan satu bahan pangan pokok saja,” tandasnya.
Beras ini setelah dimasak, hasilnya pun mirip nasi. Selain itu, cara masaknya pun mudah, setelah air mendidih, masukkan beras analog , lalu angkat. Beras alanog bisa dikonsumsi dengan lauk pauk seperti biasa kita mengkonsumsi nasi. Penelitian beras analog ini di bawah bimbingan Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB,
dari Dr.Ir. Slamet Budijarto. (zul)