IPB – Kemenpora Melatih Pemuda Sarjana
Institut Pertanian Bogor dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga mengadakan Pelatihan Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP-3) di Jawa Barat Tahun 2011. Pelatihan ini berlangsung di Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (12/10).
Pelatihan dikuti 35 orang sarjana yang berasal dari enam provinsi, yaitu: Banten (6 orang), Yogyakarta (8 orang), DKI Jakarta (3 orang), Jawa Tengah (6 orang), Jawa Timur (6 orang) dan Kalimantan Barat (6 orang). Pelaksanaan pelatihan pembekalan dilakukan mulai tanggal 12-18 Oktober 2011 di P2SDM IPB dan Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) TNI AD Bogor.
Kepala LPPM IPB, Prof. Dr.Ir. Bambang Pramudya, M.Eng., membuka pelatihan ditandai penyematan jaket dan tanda peserta. Penyematan juga disaksikan oleh Asisten Deputi Kepeloporan Pemuda pada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, Kemenpora, Muhammad Abud Musa’ad, Kabid Kepemudaan dan Olahraga, Kamarul Bakhri, dan Sekretaris P2SDM IPB, Dr.Ir. Panca Dewi Manu Hara Karti S, M.Si.
“Pada tahun 2011 Kemenpora bekerjasama dengan 3 perguruan tinggi salah satunya IPB. Diharapkan dengan hadirnya perguruan tinggi akan memberikan nuansa dan bobot yang lebih dibandingkan dengan program-program sebelumnya,” ujar Musa’ad dalam sambutannya.
Ia berharap, dengan adanya pelatihan ini para pemuda sarjana ini dapat mempercepat pengembangan pembangunan di Indonesia.
“Ada tiga tugas yang yang harus dilakukan oleh kalian ketika turun ke desa, pertama harus menjadi penggerak dan pendamping, kedua harus bisa memberdayakan masyarakat dan terakhir adalah terciptanya kemandirian. Saya berharap program ini menjadi semacam pilot project, karena di tahun ini adanya keterlibatan perguruan tinggi dan pesertanya lintas provinsi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala LPPM, Bambang Pramudya berpesan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya pada saat pelatihan berlangsung.
“Pelatihan ini banyak sekali manfaatnya, tidak hanya pelatihan yang sifatnya materi namun juga mater-materi yang bersifat fisik (disiplin diri),” ujarnya.
Usai mendapatkan pelatihan ini mereka akan ditugaskan selama 2 tahun di lokasi pendampingan sesuai penempatan masing-masing di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang. Untuk Lokasi di Kabupaten Bandung meliputi 4 kecamatan dan 8 desa, yaitu Kecamatan Ciparay (Desa Cikoneng dan Desa Ciparay), Kecamatan Nagrek (Desa Citaman dan Desa Nagrek), Kecamatan Cicalengka (desa Cikuya dan Desa Cicalengka) serta Kecamatan Cileunyi (Desa Cimekar dan Desa Cinunuk). Sedangkan Lokasi di Kabupaten Subang meliputi 4 kecamatan dan 7 desa, yaitu Kecamatan Jalan Cagak (Desa Bunihayu dan Desa Cimanglid), Kecamatan Sagala Herang (Desa Cijengkol dan Desa Dayeuh Kolot), Kecamatan Ciater (Desa Ciater dan Desa Palasari), serta Kecamatan Cijambe (Desa Cijambe).
Selama 2 tahun itu, mereka akan diberikan insentif sebesar 2,5 juta rupiah perbulan dan dana stimulus untuk modal usaha sebesar 5 juta rupiah yang akan dibayarkan pada awal tahun. (man)