Panen Rambutan Binjay di IPB

Panen Rambutan Binjay di IPB

Berita

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr.Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., melakukan panen raya buah rambutan Binjay, Jumat (8/12). Panen buah yang rasanya manis ini bertempat di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB Jln. Raya Tajur Bogor.

Panen rambutan Binjay pada tahun ini merupakan panen yang kesembilan kalinya sejak penelitian buah-buahan tropika dimulai pada tahun 1993 silam. Demikian dikatakan Peneliti IPB, Prof.Dr.Ir.H. Roedhy Poerwanto, MSc., kepada wartawan di sela-sela panen rambutan Binjay.

Di atas lahan seluas tujuh hektar (dua hektar diantaranya ditanami rambutan), PKBT memulai penelitian dengan pendanaan dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) berupa Dana Penelitian Hibah Bersaing. “Sekarang pendanaan penelitian dilanjutkan dengan dana dari Kantor Menteri Negara Riset dengan nama Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas),” terang Prof. Roedhy.

Saat ditanya mengapa rambutan jenis Binjay yang dipilih untuk penelitian, ia bertutur karena Binjay merupakan salah satu varietas unggul rambutan dibanding varietas lainnya. “Cita rasa dan produktifitasnya sangat unggul. Meski demikian ada kelemahannya juga yakni mudah terserang kanker batang,” katanya sambil menyebutkan obat kanker batang adalah campuran detergent dan lisol (lisol adalah sejenis obat yang biasa digunakan untuk mengepel lantai).

Lebih lanjut Prof. Roedhy mengatakan, penelitian yang melibatkan para peneliti dari IPB, Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Balai Penelitian Bioteknologi dan Genetika (Balitbiogen) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini menghasilkan teknologi yang disebut “Teknologi Produksi Buah di Luar Musim” yang berguna untuk mempercepat mulai masa panen.

“Departemen Pertanian negara Thailand pernah meminta izin khusus agar teknologi ini bisa digunakan oleh para petani di Thailand,” ungkap Prof. Roedhy yang didampingi Kepala LPPM Prof. Dr. Rizal Syarief Sjaiful Nazli, DESS.

Rambutan Binjay yang sebenarnya skala penelitian ini, pada akhirnya sudah bisa dijual. Bahkan untuk beberapa daerah penghasil Binjay, seperti di Subang Jawa Barat dan Sumatera Utara, hasilnya sudah diekspor, antara lain ke negara Hongkong, Singapura, Timur Tengah dan Belanda. (nm)