Mutiara Daerah dari Pondok Pesantren Masuk IPB Melalui BUD DEPAG
Sebanyak 25 orang santri dari 20 Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Indonesia, Senin (12/6) kemarin secara resmi diterima sebagai calon mahasiswa IPB Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Departemen Agama (Depag) RI Tahun Akademik 2006/2007. Penerimaan para santri yang berasal dari 11 provinsi tersebut dilakukan sekaligus dengan acara pembukaan pra universitas IPB calon mahasiswa BUD Depag RI yang mengambil tempat di ruang sidang rektor di kampus IPB Darmaga.
Wakil Rektor I IPB, Prof. Dr. Ir. M. A. Chozin, M.Agr., saat menerima para santri mengatakan, BUD ini merupakan salah satu bentuk penerimaan mahasiswa baru yang dikembangkan. “BUD bertujuan mencari mutiara-mutiara dari daerah. Karenanya, IPB bisa disebut sebagai miniaturnya Indonesia, dimana mahasiswanya berasal dari berbagai wilayah di Indonesia,” kata Chozin yang didampingi Wakil Rektor IV, Dr. Asep Saefuddin.
Ketua Tim BUD, Dr. Hardinsyah, MS., dalam sambutannya mengemukakan, BUD kerjasama dengan Depag RI ini merupakan yang kedua kalinya. Tahun 2005 lalu, tercatat pula 25 santri yang berasal dari 12 provinsi sebagai mahasiswa IPB BUD Depag.
Berkaitan dengan pra universitas, Hardinsyah menjelaskan, hal ini sebagai upaya mempersempit kesenjangan yang ada di antara para santri dalam hal kompetensi. ”Depag mengakui ada keragaman yang sangat tinggi antara Pondok Pesantren, dimana para santri memiliki kemampuan yang tidak setara. Karenanya saya berharap, para koordinator mata kuliah dapat bekerja secara keras untuk meragamkan kompetensi yang dimiliki para santri,” papar Hardinsyah seraya mengatakan, mata kuliah yang disampaikan dalam pra universitas ini meliputi Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi, sebagai mata kuliah dasar di lingkungan IPB.
Lebih lanjut Hardinsyah yang juga Dekan FEMA ini menuturkan, pra universitas akan berlangsung selama dua bulan. Bulan pertama, untuk mata kuliah Matematika dan Kimia. Bulan berikutnya, mata kuliah Fisika dan Biologi.
Sementara itu, Kasubdit Pemberdayaan Santri dan Pelayanan Kepada Masyarakat Depag RI, Drs. H. Khaeroni, M.Si., menegaskan, BUD merupakan upaya Depag dalam mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia bagi santri di lingkungan Ponpes. ”Puluhan tahun mereka terpinggirkan, karenanya harus mulai ada perhatian khusus dari pemerintah. Terlebih mereka berasal dari keluarga tidak mampu,” ujarnya.
Pada bagian lain Khaeroni mengatakan, ke depan pihaknya akan memikirkan juga santri dari pesantren salafiyah (pesantren yang tidak memiliki madrasah/sekolah). Karena menurutnya, mereka pun harus diberi kesempatan yang sama dengan pesantren yang memiliki sekolah.
Tampak hadir dalam acara pembukaan pra universitas tersebut diantaranya Kepala LPPM Prof. Dr. Rizal Syarief, Direktur PIUP Dr. Ir. Dadan Hindayana dan Kepala Poliklinik IPB Dr. Dr. Sri Budiarti.
Dalam kesempatan tersebut, para santri calon mahasiswa BUD Depag mendapat informasi sekilas IPB yang dipresentasikan oleh Kepala Prohumasi IPB, drh. Agus Lelana, SpMp,M.Si.
”Saya senang, tapi juga ada perasaan deg-degan saat pertama kali melihat IPB, soalnya sangat megah,” ujar Nahrin Syarifi dari Ponpes Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan Kalimantan Timur. Hal senada juga diungkap oleh Lia Nazirah, santri MA Dayah Jeumala Amal Pidie Nanggroe Aceh Darussalam. (NM)