Diperlukan Dokter Hewan, Tangani Kesehatan Akuatik

Diperlukan Dokter Hewan, Tangani Kesehatan Akuatik

Berita

Terkait kasus penutupan 12 laboratorium perikanan di Indonesia yang berwenang menerbitkan surat kesehatan ikan, Wakil Ketua Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Prof Fachriyan H. Pasaribu mengatakan diperlukan peningkatan kualitas sumberdaya manusia di masing-masing laboratorium terutama penambahan dokter hewan. ”Bukan karena saya berlatarbelakang kedokteran hewan menyarankan demikian, namun khusus perikanan di Uni Eropa. Surat standarisasi kesehatan perikanannya dilegalisasi oleh dokter hewan di sana,” kata Fachriyan Selasa (6/6) di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sejak kasus penemuan penyakit zoonosis pada produk impor perikanan dari Indonesia, Uni Eropa makin memperketat penyeleksian produk perikanan. Penyakit zoonosis adalah penyakit hewan yang bisa menular pada manusia ”Beberapa penyakit menular tersebut umumnya disebabkan oleh sallmonellasis seperti tipus dan diare,” kata Guru Besar Satwa Akuatik Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini.

Menurutnya beberapa laboratorium daerah Indonesia tidak memiliki alat untuk mendeteksinya, disamping ahlinya juga. ”Kita harus fair bahwasanya kesehatan akuatik umumnya dipelajari oleh para dokter hewan, sedangkan budidaya perikanan oleh lulusan fakultas perikanan. Kebanyakan di laboratorium tersebut tidak ada dokter hewannya disamping peralatannya,” ujarnya.

Permasalahan black list produk Indonesia oleh Uni Eropa kata dia ada kemungkinan juga karena perdagangan yang kotor. Misalnya seorang pengusaha membeli produk perikanan dari negeri lain yang lebih murah, kemudian mengganti arsipnya bahwa produk tersebut berasal dari Indonesia, tanpa mengecek kesehatan dan kualitas produknya. Akibatnya, jika ditolak, Uni Eropa beranggapan produk tersebut diimpor dari Indonesia. ”Hanya karena kasus seperti ini yang kena semua ekportir Indonesia,” tambahnya.

Oleh karena itu bapak dari dua anak ini mengusulkan proses pengecekan produk perikanan dari mulai mata rantai budidaya hingga penanganan pascapanen oleh pengusaha. ”Kita kembali mensosialisasikan budidaya perikanan yang sehat seperti dahulu dan mencoba membudayakan perdagangan yang baik bagi pengusaha,” jelasnya.(ris)