Meningkat, Hasil Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Motor Kota Bogor

Meningkat, Hasil Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Motor Kota Bogor

Berita

Hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Bogor dari tahun ke tahun menunjukkan angka cenderung semakin meningkat melebihi nilai ambang batas baku mutu yang diterapkan. Demikian ungkap Sumedi, Dinas Lingkungan hidup dan kebersihan Kota Bogor saat Seminar Lingkungan Hidup Let’s Save Our Sky ‘Manajemen Transportasi dalam Kajian dampak Terhadap Lingkungan’ Sabtu (18/3) di Auditorium Rektorat Kampus IPB Darmaga. “Tingkat pencemaran/polusi udara di beberapa kota seperti Kota Bogor sudah sangat mengkhawatirkan bahkan sudah ada indikasi mengarah kepada terjadinya hujan asam,” ujar Sumedi.

Kondisi ini terjadi karena menurunnya kualitas udara yang disebabkan salah satunya oleh gas buang kendaraan bermotor yang mengandung timbal (Pb). Polusi udara mengakibatkan ISPA, meningkatnya temperatur udara harian, terjadinya hujan asam, berbagai penyakit akibat logam berat yang masuk ke saluran darah manusia seperti menurunnya IQ, dampak bawaan dalam proses reproduksi.

Menurut Sumedi, strategi untuk mengatasi polusi udara antara lain; pemberian izin transportasi yang selektif, penerapan dan sosialisasi program langit biru, peningkatan transportasi public, pengurangan potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor yakni kemacetan lalu lintas dan tanjakan, serta pengujian kendaraan bermotor.

Mutiara F. Siadari dari Kementrian Lingkungan Hidup menambahkan sekitar 70-80 persen kontribusi pencemaran udara di kota besar berasal dari sector tranportasi. “ Sebanyak 81 persen energi dihabiskan di sector transportasi,” kata Mutiara.
Kementrian Lingkungan Hidup telah menetapkan kebijakan Pengendalian Pencemqran Emisi Sumber Bergerak yang terdiri dari pengembangan standar emisi dan kebisingan kendaraan bermotor sesuai perkembangan teknologi, pengadaan bahan baker bersih (bensin tanpa timbale, solar berkadar sulfur rendah, bahan baker alternative), pengembangan kapasitas daerah dan peran masyarakat melalui pemeriksaan dan perawatan kendaraan bermotor, managemen transportasi, danberupa mendorong peralihan transportasi ke arah angkutan massal.

“Untuk mendorong masing-masing kota agar menjaga wilayahnya dari pencemaran, Pemerintah menyelenggarakan penilaian kota bersih dan kotor. Bagi kota terbersih mendapat Adipura,” kata Mutiara. Dalam Penghargaan Adipura tersebut dilakukan penetapan kriteria dan indikator manajemen transportasi berkelanjutan untuk penilaian kualitas udara kota-kota besar di Indonesia. Seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia Analisis Lingkungan IPB juga menghadirkan praktisi industri yakni Dodi Suryadi dari ASTRA. (ris)