ESL IPB, Satu-satunya di Indonesia
Departemen Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (ELS FEM IPB) merupakan departemen baru dan satu-satunya ada di Perguruan Tinggi Indonesia. “Ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan memang ilmu yang masih relatif baru dibanding teori-teori ekonomi lainnya yang sudah “well-establish. Seiring berkembangnya komplesitas pembangunan ekonomi, kian disadari pembangunan tersebut tidak lah cukup mengandalkan pendekatan ilmu ekonomi konvensional semata,†ungkap Ketua Departemen ESL, Akhmad Fauzi, Ph.D.
Kegagalan-kelagagalan pembangunan ekonomi di Negara berkembang seperti di Indonesia, timbulnya gejala Ducth Desease (pertumbuhan ekonomi justru lambat pada daerah kaya SDA) dan berbagai degradasi sumber daya alam serta lingkungan tidak bisa semata-mata didekati dari kebijakan ekonomi fiscal dan moneter. Inilah yang kemudian memicu perkembangan bidang ekonomi sumber daya alam yang belakangan ini semakin kompleks dan bervariasi.
Fauzi memberikan contoh cakupan ilmu ini dalam penghitungan nilai non pasar (market) sebuah pohon. “Umumnya orang mengukur nilai ekonomi market sebuah pohon dengan menebang dan menjual kayunya saja. Sedangkan pohon yang dibiarkan tumbuh besar dianggap tak memiliki nilai ekonomis sama sekali,†kata Pria yang menyelesaikan S3-nya di Departement of Economics, Simon Fraser University, British Columbia, Canada ini. Ternyata anggapan ini kurang tepat. Pohon hidup tadi bila dikonversi –diuangkan- dengan suatu rumus matematika tertentu akan memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi . Nilai non market tersebut misalnya keteduhan, kesejukan, kelestarian lingkungan, kesuburan tanah, tempat bersarang berbagai burung dan hewan serta keseimbangan alam.
Kata Pria kelahiran Serang, 21 April 1962 tersebut, ilmu ESL juga sangat diperlukan dalam menghitung kerugian akibat pencemaran lingkungan yang dilakukan perusahaan, kerusakan hutan, kerusakan lahan dan sebagainya. “Dengan ilmu ESL kita bisa menentukan berapa nilai kerugian yang bisa dituntut ke perusahaan sebagai ganti rugi kerusakan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan,†tandasnya.
Departemen ESL merupakan gabungan dari 3 jurusan Sosial Ekonomi di IPB yakni Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya (EPS), Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) dan Sosial Ekonomi Peternakan (SEIP). Di Luar negeri, departemen serupa telah berkembang pesat dan sangat dibutuhkan. Melihat situasi nasional dan internasional saat ini, Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan IPB sangat ber peluangnya besar menjadi rujukan dan leader nasional dibidangnya.
Meski memiliki jumlah staf yang paling sedikit yakni 17 orang, namun kualitas, professional, jaringan dan efektifitas kerja mereka patut diacungi jempol. Tercatat berbagai prestasi nasional dan internasional teraih oleh mayoritas stafnya. Salah satunya adalah Ketua Departemen ESL sendiri, Akhmad Fauzi, Ph.D pada tahun 2003 pernah terpilih sebagai International Evaluator Uni Eropa di Brusel dibidang yang sama. Beliau juga sering menjadi konsultan lembaga-lembaga donor seperti CIDA, USAID, ADB, ACIAR, Packard Foundation dan Uni Eropa serta deretan prestasi lainnya. Prestasi-prestasi staf-staf lain pun tak berbeda jauh dengan Fauzi
Dalam menyongsong mayor minor, ESL sudah menyiapkan setahun silam kurikulum yang akan ditawarkan kepada mahasiswa TPB. Kurikulumnya dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pasar nasional dan internasional, sehingga wajar website ESL (www.ipb.ac.id/~eslfem) menggunakan 2 bahasa, versi Indonesia dan Inggris. Karena ilmu yang dikaji lebih banyak aplikasi, lapangan kerja lulusan ESL pun sangat luwes diantaranya bidang pendidikan, penelitian, lembaga lingkungan, sumberdaya mineral, dan lembaga-lembaga internasional. (ris)