Pedagang Pasar Tanah Abang Terancam Sepi Pembeli, Ini Penyebab dan Solusinya Menurut Guru Besar IPB University

Menjelang Lebaran tahun ini, para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan penurunan jumlah pembeli jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Banyak pedagang yang merasa kecewa karena kondisi pasar tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Prof Dedi Budiman Hakim, menjelaskan bahwa fenomena tersebut merupakan dampak dari perubahan proses bisnis, di mana platform digital atau e-commerce semakin mendominasi pasar.
“Konsumen sekarang lebih memilih berbelanja secara online karena lebih mudah mencari produk yang diinginkan tanpa harus datang langsung ke pasar fisik,” ucapnya.
Prof Dedi menambahkan, konsumen merasa lebih praktis belanja melalui e-commerce karena banyak pilihan produk, harga lebih murah, dan tidak memerlukan waktu yang banyak. Apalagi dengan program diskon dan bulan belanja online nasional, konsumen akan semakin tertarik belanja di e-commerce.
Fenomena penurunan pembeli di pasar tradisional juga tidak hanya terjadi pada produk pakaian, tetapi juga pada barang elektronik dan telepon seluler di pusat perbelanjaan.
“Hal ini menjadi bukti nyata bahwa disrupsi teknologi telah mempengaruhi pola transaksi dan proses pemasaran. Perubahan pola belanja ini adalah dampak dari efisiensi yang dihasilkan oleh disrupsi teknologi dalam proses produksi dan pemasaran,” ungkap Prof Dedi.
Untuk menghadapinya, Prof Dedi menekankan pola adaptasi bagi para pedagang.
Salah satu bentuk adaptasi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan pemasaran online, baik melalui media sosial atau platform e-commerce.
“Di platform e-commerce, pedagang dapat melihat persaingan pasar dan memantau jumlah transaksi yang terjadi di tenant pesaingnya,” kata Prof Dedi. (dr)