Dari Penjarah ke Penjaga Hutan: Perjalanan Petani Kopi Cibulao bersama P4W IPB University

Dari Penjarah ke Penjaga Hutan: Perjalanan Petani Kopi Cibulao bersama P4W IPB University

Dari Penjarah ke Penjaga Hutan Perjalanan Petani Kopi Cibulao bersama P4W IPB University
Berita

Dahulu, kawasan hutan di Kampung Cibulao, Puncak, Bogor, kerap menjadi sasaran perambahan liar. Pepohonan ditebang sembarangan. Hasil alamnya dieksploitasi tanpa kendali. Namun, siapa sangka para pelaku yang dulu merusak kini justru berbalik menjadi penjaga hutan lewat budi daya kopi?

Berdasarkan penuturan Kepala Pusat Pengkajian, Perencanaan, dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, Prof Baba Barus, para penjarah tersebut merupakan pekerja kebun teh yang berpendapatan sangat minim dengan hari kerja yang pendek. Mereka mendapatkan upah sekitar Rp30-50 ribu per hari karena terbatasnya produksi kebun.

Dengan alokasi waktu kerja seperti itu, membuat para pekerja punya waktu lebih banyak. “Waktu luang yang banyak dan pendapatan rendah mendorong penjarahan hutan lindung di kawasan Puncak,” ungkap Prof Baba Barus saat diwawancara.

Tak hanya itu, lanjut dia, para penjarah juga melakukan perburuan kijang dan babi hutan di kawasan hutan. Mereka turut membuka lahan hutan untuk bertanam sayuran terutama di dekat pemukiman mereka. Tindakan semacam ini pada akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti erosi tinggi yang berpotensi menimbulkan bencana longsor dan banjir.

Dari kejadian tersebut, Prof Baba Barus mengatakan, tim P4W IPB University berinisiatif melakukan pembinaan agar masyarakat mau beralih profesi. Selain menjadi pekerja kebun teh, inisiatif itu mendorong mereka menjadi petani kopi di hutan, khususnya di daerah koridor sungai yang banyak ditanami sayuran.

“Petani yang menjadi anggota binaan sudah lebih intensif menjaga kebun yang ditanami pepohonan dan diselingi dengan kopi. Artinya, mereka tidak punya waktu beraktivitas di lokasi lebih luas,” jelas Prof Baba.

Pada prosesnya, program pembinaan dilakukan dengan mendorong partisipasi masyarakat. Mulai dari memfasilitasi, merumuskan masalah, mengidentifikasi isu bersama hingga melakukan perencanaan aksi.

“Para mantan penjarah yang sebelumnya dianggap sebagai perusak lingkungan kini bertransformasi menjadi pengelola kebun kopi yang sukses, baik secara ekonomi maupun sosial,” ucap Prof Baba.

“Perubahan ini terjadi karena meningkatnya kesadaran bahwa konservasi dapat berjalan berdampingan dengan kegiatan ekonomi,” jelasnya.

Selain itu, keberadaan mereka kini banak diakui oleh pihak, salah satunya Kementerian Kehutanan yang memberikan konsesi pengelolaan lahan secara legal dalam kurun waktu yang jelas.

“Kementerian Kehutanan tidak perlu lagi perlu data menjaga hutan, dan malah bisa dapat dana pengelolaan hutan yang di dalamnya ada tanaman kopi,” tutur Prof Baba.

Nama kopi Cibulao pun kian mentereng saat didaulat sebagai Kopi Robusta Terbaik Nasional dalam Kontes Kopi Spesialti Indonesia di tahun 2016 lalu.

Prof Baba menuturkan, aktivitas pendampingan yang dilakukan P4W IPB University antara lain:
1. Pembekalan teknik konservasi tanah dan air hingga petani melakukan pembuatan bedengan, saluran, penanaman pohon, dan lainnya.
2. Budi daya kopi, meliputi dari pengenalan bibit, penanaman bibit, pemangkasan cabang dan daun, teknik okulasi, dan lainnya.
3. Kegiatan pascapanen, seperti penjemuran, pengupasan biji, teknik fermentasi, membuat kemasan, membuat label, pengepakan, dan lainnya.
4. Kegiatan teknis meliputi teknik roasting kopi, hingga menyeduh kopi. Para petani juga sudah mengelola kafe di sekitar kebun teh dan menjual produk kopi langsung.
5. Menghubungkan para petani kopi ke pasar dan membantu membina jaringan.

Ia mengaku, P4W IPB University secara berkala melakukan kunjungan ke Kampung Cibulao untuk memberikan pembinaan berkelanjutan. Bahkan, kata dia, warga dari kampung lain juga tertarik untuk ikut serta.

“Sejumlah pihak, seperti Bank Indonesia, juga telah memberikan dukungan untuk pembangunan infrastruktur, pelatihan, dan sarana pengolahan. Beberapa kafe di Bogor juga turut berkontribusi dalam pengembangan usaha kopi Cibulao,” pugnkasnya.