LDKPI Apresiasi IPB University dalam Pengelolaan Program Beasiswa TIAS
IPB University mendapatkan apresiasi dari Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam kunjungan monitoring dan evaluasi (monev) program Beasiswa The Indonesian AID Scholarship (TIAS) tahun 2024.
“Kami sangat menghargai kerja keras tim IPB University yang mampu mengelola dan menjalankan program ini secara optimal, meskipun terdapat tantangan berupa keterlambatan kedatangan mahasiswa,” ujar Ardi Setiadi Putra, perwakilan dari LDKPI saat monev di Ruang Sidang Rektor 1, Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga (23/12).
Dalam acara itu, Dr Puji Mudiana, Direktur Pendidikan Internasional IPB University menjelaskan terkait dengan strategi IPB University dalam mendukung adaptasi mahasiswa. “Koordinasi intensif antar unit dan pendampingan khusus menjadi langkah penting kami untuk memastikan mahasiswa TIAS dapat beradaptasi dengan baik,” ungkapnya.
Selain tim monev LDKPI, turut hadir delegasi dari Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan pengelola program beasiswa TIAS IPB University.
Beasiswa ini merupakan salah satu program unggulan LDKPI yang bertujuan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di bidang pendidikan. Program ini mengusung semangat konferensi Asia-Afrika serta kerja sama Selatan-Selatan dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan keahlian calon pemimpin dari negara mitra Indonesia.
Program TIAS memperkuat hubungan kerja sama internasional dan persahabatan melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sasaran utama penerima beasiswa ini adalah pejabat pemerintah atau individu yang direkomendasikan untuk bekerja di sektor pemerintahan negara asal.
Beasiswa TIAS mencakup berbagai kebutuhan, seperti biaya pendidikan, bantuan publikasi jurnal internasional, hibah penelitian, tiket pulang-pergi, biaya visa, hibah seminar internasional. Tak hanya itu, para awardee akan mendapat tunjangan hidup bulanan, tempat tinggal, dan asuransi kesehatan.
Pada tahun 2024, IPB University menjadi salah satu universitas yang menerima mahasiswa dari program ini. Sebanyak lima mahasiswa penerima TIAS Scholarship berasal dari lima negara berbeda: Zimbabwe, Papua Nugini, Namibia, Tanzania, dan Kenya.
Kelima mahasiswa ini tersebar di dua jenjang pendidikan, yaitu satu mahasiswa program Sarjana (Program Studi/Prodi Teknik Industri Pertanian) dan empat lainnya di program Magister (Prodi Ilmu Pangan). Total anggaran yang digunakan untuk program ini mencapai Rp526.427.503.
Sementara itu, Prof Yusli Wardiatno Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University mengusulkan agar Kemenkeu dapat mempertimbangkan skema serupa untuk menyediakan beasiswa bagi warga negara maju seperti Jepang, China, Amerika Serikat, atau negara-negara Eropa Barat.
“Keberadaan mahasiswa dari negara maju ini sangat potensial untuk meningkatkan kualitas riset dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia,” ujar Prof Yusli yang sebelumnya menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Tokyo pada periode Agustus 2020 hingga Januari 2024.
Salah satu awardee TIAS Scholarship 2024 IPB University, Sebulon dari Papua New Guinea, mengatakan, “Beasiswa TIAS adalah salah satu beasiswa yang terbaik dari berbagai jenis beasiswa karena sudah meng-cover banyak hal.”
Manfaat yang dirasakan oleh penerima beasiswa menjadi bahan evaluasi agar program TIAS terus berkelanjutan di masa depan. Direktur Pendidikan Internasional IPB University, Puji Mudiana, SP, MA berharap bahwa kuota penerima dan program studi yang terlibat dalam program beasiswa ini dapat meningkat pada tahun-tahun mendatang. (*/Rz)