IPB University Luncurkan Pengembangan Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit untuk Dukung Swasembada Beras
IPB University meluncurkan program pengembangan padi gogo. Program ini bertujuan mengoptimalkan potensi intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat untuk mendukung ketahanan pangan.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria menjelaskan bahwa kajian potensi intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat ini mampu mendukung swasembada beras.
“Dengan total lahan sawit sekitar 17 juta hektare dan 4 persen di antaranya untuk replanting, terdapat potensi pemanfaatan sekitar 470 ribu hektare lahan yang dapat menghasilkan tambahan 1,1 juta ton beras,” ucapnya saat Seminar Nasional Padi Gogo di Sentul Lake Resort and Conference Center, Bogor (19/11).
Prof Arif menyebut, potensi ini menjadi langkah penting dalam mencapai kemandirian pangan.
“Uji coba akan dilakukan di Siak (Riau) pada 20 hektare lahan peremajaan sawit. Jika berhasil, kebijakan untuk mewajibkan perusahaan sawit menanam padi gogo dapat diterapkan,” tuturnya.
Menteri Koordinator bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa fokus program prioritas utama Presiden Prabowo di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan Group of Twenty (G20) adalah swasembada pangan, energi, dan air. Ia menyebut, seluruh kekuatan akan difokuskan di tiga sektor ini.
“Kita punya IPB University yang hebat untuk mendukung pangan. Kita harus berpihak kepada petani. Mohon dibantu bagaimana caranya kita bisa swasembada terutama komoditas padi. Fungsi koordinasi itu penting, itu kata kuncinya. Kita satu visi dan satu tim. Kita harus optimis 2027 kita bisa swasembada pangan,” tuturnya.
Dalam acara itu, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Dr Sam Herodian menuturkan bahwa salah satu program utama Kementerian Pertanian adalah mencapai swasembada beras, mengingat beras bukan hanya kebutuhan konsumsi, tetapi juga komoditas strategis bagi ketahanan pangan nasional.
“Kami berharap dukungan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat terjalin. Mari bersama-sama mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” ucap Dr Sam Herodian. (dr/Rz)