Siapkan Ekspor Produk, LKST IPB University Berikan Pembekalan Izin Edar Pasar Internasional

Siapkan Ekspor Produk, LKST IPB University Berikan Pembekalan Izin Edar Pasar Internasional

Siapkan Ekspor Produk, LKST IPB University Berikan Pembekalan Izin Edar Pasar Internasional
Berita

Dalam menyiapkan ekspor produk, Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University mengadakan workshop persiapan izin edar pasar internasional di IPB International Convention Center, Bogor (7/11).

Kepala LKST IPB University, Prof Erika B Laconi mengatakan bahwa kegiatan ini melibatkan 19 tim penerima hibah, terdiri dari 10 inovator dan 9 startup yang diwajibkan untuk berpartisipasi.

Menurutnya, kegiatan ini guna memastikan bahwa semua produk hasil hilirisasi dan komersialisasi dapat berhasil masuk ke pasar, bahkan siap dipasarkan secara global.

“Standar kualitas, termasuk perolehan izin edar seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), harus dipatuhi. Kepatuhan terhadap SNI memastikan kualitas produk, yang selanjutnya menjamin keamanan dan kesehatan konsumen,” ucapnya.

Prof Erika menyebut produk inovasi yang dihasilkan nantinya juga harus memenuhi standar regulasi yang berlaku dan siap izin edar internasional.

“Semoga upaya ini memberikan manfaat yang signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi dalam industri, serta mendorong pertumbuhan ekosistem inovasi yang berkelanjutan,” tuturnya.

Marketing Director PT Linkomplekt Indonesia, Valery Fedortsov membagikan cara memulai ekspor ke Eropa Timur. Ia menyebut jalur ekspor ke Eropa Timur bisa melalui pelabuhan laut Novorossiysk pelabuhan laut St Petersburg.

“Dalam ekspor, intinya harus melakukan riset dan memilih target yang tepat. Pelajari regulasi negara tujuan, terutama terkait produk pangan dan obat-obatan, termasuk standar kualitas dan izin edar. Sesuaikan regulasi yang berlaku untuk memastikan kelancaran ekspor produk di pasar Eropa Timur,” ucapnya.

Sementara, Founder PT Mutigo Indonesia, Masni Eritrina, SE, MSi mengungkap peluang ekspor ke Australia dan Selandia Baru. Ia menjelaskan bahwa kedua negara itu memiliki ekonomi yang maju dan stabil, dengan pertumbuhan yang konsisten setiap tahun. Regulasi bisnis di kedua negara tersebut transparan dan mendukung perusahaan asing.
“Konsumen di Australia dan Selandia Baru semakin peduli terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), sehingga produk ramah lingkungan dan proses produksi berkelanjutan semakin diminati,” ujarnya.
Founder Ge-Shope, Gita Rusdiana, SE menambahkan peluang Indonesia untuk menjual produk ke Afrika selatan. Ia menyebut Afrika Selatan merupakan salah satu anggota Southern African Customs Union (SACU) bersama Botswana, Lesotho, Namibia, dan Swaziland.

“Indonesia memiliki peluang untuk diversifikasi pasar ekspor di sana. Afrika Selatan juga dapat berperan sebagai hub untuk penetrasi pasar ke negara anggota SACU lainnya,” jelasnya.

Dalam kegiatan ini juga dihadiri Wakil Kepala Bidang Pengembangan Inovasi dan Alih Teknologi LKST IPB University, Dr Tri Prartono; Asisten Bidang Pengelolaan dan Komersialisasi Kekayaan Intelektual, Dr Yuni Puji Hastuti; Asisten Bidang Pengembangan Inovasi, Prof Dwi Guntoro; dan Asisten Bidang Kerjasama Industri, Mhd. Hendra Wibowo, STP, MM. (dr/Rz)