Dukung Tugas Pokok TNI Menuju Indonesia Emas, Kepala LKPE IPB University Hadiri Silaturahmi Kebangsaan Pusterad
Lembaga Kepemimpinan dan Pendidikan Eksekutif (LKPE) IPB University ikut berpartisipasi dalam kegiatan Silaturahmi Kebangsaan dengan Civitas Akademika yang dilaksanakan oleh Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) dengan tema “Peran Generasi Muda dalam Mendukung Tugas Pokok menuju Indonesia Emas”. Acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi serta memperkokoh semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa dan akademisi.
Dalam sambutannya, Direktur Teritorial Pusterad, Brigadir Jenderal TNI Farouk Pakar, SPd, MHan menyampaikan pentingnya menjaga dan merawat nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan globalisasi dan perubahan sosial yang cepat. “Mahasiswa dan kalangan akademisi merupakan garda depan dalam menjaga keutuhan bangsa. Mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan arah masa depan Indonesia,” ujarnya.
Kepala LKPE IPB University, Dr Naufal Mahfudz, dalam sesi materinya menyampaikan materi “Peran Generasi Muda dalam Mendukung Tugas Pokok TNI Melalui Pemanfaatan Iptek”. Dr Naufal menekankan bahwa peran generasi muda sangat penting untuk menjaga kedaulatan negara, memperkuat pertahanan, serta mendukung pembangunan nasional.
“Peran strategis generasi muda dalam inovasi teknologi pertahanan meliputi kemampuan adaptasi terhadap teknologi baru, pengembangan cyber defense, inovasi dalam penggunaan drone dan sistem otomatis, penggunaan artificial intelligence (AI) dalam pertahanan dan kolaborasi antara universitas dan TNI dalam riset dan pengembangan,” paparnya.
Ia menuturkan, IPB University memiliki beberapa inovasi yang dapat diselaraskan dengan TNI. Inovasi tersebut di antaranya rompi anti peluru yang ditemukan oleh Dr Siti Nikmatin, alat penangkal radar berbahan dasar cangkang udang dan tulang ikan karya inovasi Dr Bambang Riyanto, dan Swarm Ship (kapal tanpa awak yang diprogram khusus untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia) yang dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Menurutnya, semangat kebangsaan harus diimplementasikan tidak hanya dalam wacana, tetapi juga dalam tindakan nyata. “Kebangsaan bukan hanya soal identitas, tetapi juga tentang bagaimana kita berperan dalam membangun bangsa ini, menjaga persatuan di tengah keberagaman, serta menghadapi tantangan nasional dan global dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila,” ungkap Dr Naufal.
Dia juga menambahkan bahwa civitas akademika memiliki peran strategis dalam memperkuat fondasi kebangsaan melalui pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Tiga skills atau behaviour yang harus dimiliki generasi muda yaitu patriotism, innovative, dan technology mastery,” tegasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh civitas academia mulai dari dosen, mahasiswa, hingga perwakilan organisasi kemahasiswaan. Para peserta antusias mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab dengan Dr Naufal, yang membahas berbagai isu kebangsaan, termasuk tantangan, konflik sosial, dan pentingnya pembangunan karakter kebangsaan dalam dunia pendidikan.
Acara ini diakhiri dengan beberapa rekomendasi, yaitu penguatan kerja sama, peningkatan literasi teknologi dan pemanfaatan talenta muda. Dr Naufal berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai upaya memperkuat ketahanan nasional melalui pendidikan.
Dengan kegiatan ini, diharapkan civitas akademika dapat menjadi agen perubahan yang terus berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta mengembangkan semangat kebangsaan dalam setiap aspek kehidupan mereka. “Anak muda harus memiliki karakter,” papar Dr Naufal mengakhiri sesi diskusi. (*/Rz)